Peneliti BRIN, Indonesia Miliki Kekayaan Biomassa yang Luar Biasa Besar, Bisa Menjadi Tumpuan Transisi Energi Bersih

Peneliti BRIN, Indonesia Miliki Kekayaan Biomassa yang Luar Biasa Besar, Bisa Menjadi Tumpuan Transisi Energi Bersih
Tankos sawit. (foto istimewa)

Jakarta, BGNNEWS.CO.ID - Indonesia memiliki kekayaan biomassa yang luar biasa besar. Salah satu sumber terbaiknya adalah tankos atau tandan kosong kelapa sawit (TKKS).

Hal ini dikatakan Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Kimia dari Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Roni Maryana, kemarin. 

Roni menjelaskan, bahwa biomassa jenis ini sangat ideal untuk dikonversi menjadi bioetanol generasi kedua (G2).

''Biomassa lignoselulosa dari limbah sawit berpotensi menghasilkan lebih dari 1,6 juta ton bioetanol per tahun. Ini angka yang sangat besar dan bisa menjadi tumpuan transisi energi bersih kita,'' katanya.

Berbeda dengan bioetanol generasi pertama (G1) yang bersumber dari tanaman pangan seperti tebu, bioetanol G2 berasal dari limbah pertanian dan industri perkebunan, sehingga tidak menimbulkan konflik dengan ketahanan pangan nasional.

Dengan luasan perkebunan kelapa sawit yang mencapai jutaan hektar, limbah sawit di Indonesia diperkirakan mencapai 50 juta ton per tahun, menciptakan peluang besar untuk produksi biofuel berkelanjutan.

Sayangnya, produksi bioetanol G2 belum dikomersialisasikan secara luas di Indonesia. Padahal, peluang untuk mengintegrasikan produksi bioetanol G1 dan G2 sangat besar, terutama dalam mendukung implementasi Perpres Nomor 40/2023 tentang percepatan penyediaan bioetanol sebagai bahan bakar nabati.

Terkait hal ini, Roni dan timnya di BRIN telah merancang reaktor delignifikasi, teknologi untuk memisahkan lignin dari selulosa guna meningkatkan efisiensi konversi biomassa menjadi bioetanol.

''Kami mengembangkan dua teknologi utama, yakni reaktor portabel skala laboratorium untuk eksperimen paralel dan screw continuous reactor (SCR) skala pilot yang memungkinkan proses biomassa berjalan terus-menerus, efisien, dan ramah lingkungan,'' jelas Roni. (jdi/els)

Berita Lainnya

Index