Teknologi SI-ISPO, Proses Sertifikasi Sawit Bisa Rampung Hitungan Hari

Teknologi SI-ISPO, Proses Sertifikasi Sawit Bisa Rampung Hitungan Hari
PT Surveyor Indonesia perkenalkan SI-ISPO pada internasional Osaka Expo 2025. (foto istimewa)

Jakarta, BGNNEWS.CO.ID - Langkah strategis dilakukan Pemerintah Indonesia terhadap keberlanjutan industri kelapa sawit kian nyata.

Dalam ajang internasional Osaka Expo 2025, PT Surveyor Indonesia memperkenalkan aplikasi digital terbarunya yaitu SI-ISPO, sistem informasi canggih berbasis cloud yang dirancang untuk mendukung penuh penerapan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

Hal ini menjadi bukti nyata bahwa teknologi digital bukan hanya pelengkap, melainkan jantung dari upaya Indonesia dalam memperkuat posisi kelapa sawit sebagai komoditas global yang lestari, legal, dan kompetitif.

Direktur Utama PT Surveyor Indonesia, Sandry Pasambuna, dalam forum bisnis bertajuk Sustainability of Indonesian Palm Oil to Meet World Need for Vegetable Oil mengatakan, bahwa SI-ISPO hadir bukan hanya sebagai alat bantu administratif, tapi sebagai tulang punggung digital yang menjawab isu-isu krusial seperti transparansi, akuntabilitas, dan keterlacakan (traceability) produk sawit.

''SI-ISPO bukan hanya mendigitalisasi proses sertifikasi, tetapi juga jadi solusi atas tekanan pasar global terhadap isu lingkungan dan tata kelola yang adil dan berkelanjutan,'' kata Sandry, hari ini.

SI-ISPO mengintegrasikan teknologi mutakhir seperti blockchain, kecerdasan buatan (AI), dan machine learning. Sistem ini mampu melakukan pelacakan rantai pasok dari kebun hingga produk akhir, menyajikan traceability tree serta peta lahan bersertifikasi secara interaktif. Tak hanya itu, SI-ISPO juga terhubung dengan berbagai platform nasional seperti SIMONTANA, SIPERIBUN, SIINAS, ATR BPN, hingga ESDM, menciptakan ekosistem data yang solid dan terintegrasi lintas sektor.

Dua luaran utama yang dihasilkan SI-ISPO adalah Sertifikat ISPO dan Lembar Transaksi Produk Bersertifikat ISPO. Sertifikat diberikan kepada pelaku usaha yang memenuhi tujuh prinsip keberlanjutan sesuai Perpres No. 16 Tahun 2025. Sementara lembar transaksi memuat informasi lengkap tentang lokasi, pihak yang terlibat, dan legalitas produk sawit yang beredar.

Dalam catatan PT Surveyor Indonesia, hingga awal Juni 2025, lebih dari 1.200 perusahaan sawit telah terdaftar dalam sistem SI-ISPO, mencakup segmen perkebunan, industri hilir, dan bioenergi. Proses sertifikasi yang sebelumnya bisa memakan waktu berminggu-minggu, kini dapat dirampungkan hanya dalam hitungan hari, berkat validasi otomatis dan integrasi data real-time.

“Dengan sistem informasi modern dan tata kelola yang baik, kami optimistis produk sawit Indonesia akan semakin dipercaya dunia,” pungkas Sandry.

Langkah strategis ini menjadi bukti nyata bahwa teknologi digital bukan hanya pelengkap, melainkan jantung dari upaya Indonesia dalam memperkuat posisi kelapa sawit sebagai komoditas global yang lestari, legal, dan kompetitif. (jdi/elaeis)

 

Berita Lainnya

Index