Tingkatkan Industri Sawit, Tiga Negara Ini Gelar Pertemuan

Tingkatkan Industri Sawit, Tiga Negara Ini Gelar Pertemuan
Foto bersama usai bahas industri sawit. (foto istimewa)

JAKARTA, BGNNEWS.CO.ID - Tiga negara bertetangga di Asia Tenggara, yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand, membahas perkembangan kerjasama bisnis, termasuk kelapa sawit, dan tekanan yang muncul dari European Union Deforestation Regulation (EUDR).

Pertemuan tersebut, seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Selasa (4/3/2025), digelar di Putrajaya, Malaysia.

Pertemuan perencanaan strategis atau Strategic Planning Meeting (SPM) tersebut merupakan bagian dari kerjasama pertumbuhan segitiga Indonesia, Malaysia, Thailand atau Indonesia, Malaysia, Thailand Growth Triangle (IMT-GT).

Pertemuan membahas program kerja untuk meningkatkan konektivitas dan kerjasama ekonomi dan sosial di sub-kawasan, termasuk menyoroti rencana penyelenggaraan IMT-GT Summit pada margin Pertemuan ASEAN Summit, bulan Mei 2025 di Malaysia.

Pertemuan juga mengangkat rencana Penandatanganan IMT-GT Framework of Cooperation on Customs, Immigration, and Quarantine (FoC on CIQ) untuk mengurangi hambatan birokrasi dan meningkatkan perdagangan.

Serta penandatanganan Nota Kesepemahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) kerjasama kelapa sawit untuk memperkuat kerjasama hulu ke hilir dan pengembangan komoditas kelapa sawit yang berkelanjutan di kawasan IMT-GT.

Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama dan Investasi Kemenko Bidang Perekonomian, Edi Prio Pambudi, selaku Ketua Delegasi Indonesia menyampaikan bahwa penandatanganan 2 MoU tersebut sebagai momentum untuk meningkatkan kolaborasi.

“Terutama kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan pemangku kepentingan lainnya dalam menghubungkan sektor produksi dan pasar,” ungkap Edi Prio Pambudi.

“Kita perlu segera mengidentifikasi solusi dan pendekatan pragmatis untuk mengurangi hambatan yang berkaitan dengan penerapan aturan non-tarif, seperti EUDR yang sangat berdampak pada komoditas kelapa sawit,” tambah Deputi Edi.

Pertemuan juga membahas pentingnya peningkatan peran pemerintah daerah (Pemda) dengan menyusun mekanisme keikutsertaan Pemda dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek subregional.

Di samping itu, IMT-GT juga ingin memastikan bahwa kawasan ini dapat menghadapi tantangan di masa depan dan terus berkembang sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara. (bgn/mediaperkebunan)

Berita Lainnya

Index