Kisah Persahabatan Sembilan Mahasiswa di Papua Barat Daya ''Melukis Cahaya''

Kisah Persahabatan Sembilan Mahasiswa di Papua Barat Daya ''Melukis Cahaya''
Sembilan mahasiswa yang ikut program pertukaran mahasiswa bersama murid SD di Papua Barat (foto istimewa)

PEKANBARU, BGNNEWS.CO.ID - Dalam sebuah perjalanan yang penuh warna dan makna, sembilan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia berkumpul di kamar 105, yang mereka sebut "Melukis Cahaya". 

Arya dari Universitas UP 45, Saiber dari Universitas Uniska, Rio dan Tedi dari Universitas Untan, Afrija dari Universitas Unisma, Ardi dari Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Faizal dari Universitas Unpam, Hafiz dari Universitas UUI, Rizki dari Universitas Muhammadiyah Aceh, dan Ritus dari Universitas Sumatera Utara, menjalani program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Papua Barat Daya selama empat bulan.

Saat berbagi cerita bersama bgnnews.co.id (9/2/2025) melalui online, selama di Sorong, mereka tidak hanya menjelajahi keindahan alam Raja Ampat, tetapi juga merasakan kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Mereka berjalan kaki sejauh 7 km dari asrama ke Alun-Alun Aimas, menikmati kopi di angkringan, dan menghabiskan malam di gedung pasca sarjana untuk mengerjakan tugas dan bersosialisasi. Momen-momen sederhana ini menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman mereka.

Mereka juga aktif menjadi panitia dalam beberapa kegiatan pmm, kegiatan sosial, termasuk mengunjungi SD Inpres 59 Kabupaten Sorong untuk memberikan literasi kepada anak-anak. Kegiatan ini menunjukkan komitmen mereka untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.

Selama empat bulan, mereka melewati berbagai momen penting, termasuk pemilu, Ramadan, Paskah, dan Lebaran. Perayaan malam takbiran di atas truk sambil berkeliling kota Sorong menjadi salah satu kenangan yang paling berkesan. Namun, saat perpisahan mendekat, mereka menyadari betapa berartinya waktu yang telah mereka habiskan bersama.

Rasa bertukar sementara, bermakna selamanya menjadi simbol dari pengalaman mereka. Setiap momen yang mereka lalui bersama, baik suka maupun duka, telah membentuk ikatan yang kuat di antara mereka. Bandara Domine Eduard Osok menjadi saksi perpisahan yang penuh emosi, di mana isak tangis mengiringi langkah mereka menuju masa depan. (yos/bgn)

Berita Lainnya

Index