PEKANBARU, BGNNEWS.CO.ID - Namanya Tasya Ramadhani. Panggilan Tasya. Ia adalah mahasiswi Universitas Islam Riau (UIR), Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, yang berkampus di Jalan Kaharuddin Nst, Pekanbaru.
Ia tercatat sebagai finalis di ajang pemilihan Putera Puteri Kampus Riau (PPKR) 2025.
Menariknya, ia pun bersedia berbagi kisah bagaimana ia mengikuti rangkaian kegiatan itu, dengan harapan, bisa menjadi inspiratif kepada mahasiswi lainnya.
Kegiatan PPKR ini sendiri, karantinanya sudah berlangsung sejak 30 Januari 2025 lalu, dan berakhir 2 Februari 2025.
Kemudian dilanjutkan Grand Final 1 Februari 2025 kemarin, yang dipusatkan di Grand Elite Hotel Pekanbaru.
Saat berbincang bersama Bgnnews.co.id, yang ditemui di kampusnya, Rabu (5/2/2025), ia mengaku keikutsertaannya dalam even tersebut didorong semangat ingin keluar dari zona nyaman dan mencoba hal baru.
Maka ia pun bertekad untuk menjadi inspirasi bagi wanita lain melalui bakat dan pesan yang disampaikan.
"Dengan bakat yang saya tampilkan dalam bentuk speech, mengenai pentingnya pendidikan dan keterampilan bagi wanita untuk mewujudkan generasi emas 2045, saya yakin dan optimis, akan ada dampak positifnya untuk kita semua, jika memang kita mau dan gigih berusaha," katanya.
Ia pun berbagi tips bagaimana ia mempersiapkan diri saat mengikuti rangkaian kegiatan tersebut.
Menurutnya, disamping harus menjaga kesehatan, ia pun harus berlatih keras agar bisa mendapatkan hasil optimal.
"Ajang ini sangat disiplin dan padat jadwalnya. Saya berlatih menggunakan heels dan belajar menjadi content creator, serta mempersiapkan penampilan dengan baik,” bebernya.
Tasya pun menceritakan pengalamannya selama mengikuti seleksi tersebut.
Ia mengaku tak menyangka bisa lolos hingga menjadi finalis PPKR 2025.
Proses seleksi meliputi administrasi dan wawancara dengan delapan orang interviewer yang menanyakan berbagai hal, termasuk 3B (brain, beauty, behavior) dan tri dharma perguruan tinggi.
"Setelah menjadi finalis, saya menjalani deep interview dan penampilan bakat. Kami dilatih seperti hidup menjadi bangsawan, dan meskipun sulit beradaptasi. Semua itu mengajarkan saya tentang arti menjadi wanita sejati. The real beauty is pain," katanya bersemangat.
Dalam ajang ini, Tasya menampilkan bakatnya melalui speech berbahasa Inggris dengan tema “An Educated Woman is the Key for Making Indonesia Shine Brighter Than Before.”
Ia menekankan pentingnya pendidikan bagi wanita, yang merupakan guru pertama bagi generasi bangsa.
"Mari bertekad dengan bersungguh-sungguh meletakkan pendidikan menjadi sesuatu yang sangat penting dalam hidup kita," katanya.
Di ujung pembicaraan, ia pun berpesan untuk teman-temannya yang ingin mengikuti kegiatan serupa. Intinya tekad yang kuat dan pantang menyerah.
“Jangan pernah menyerah untuk menggapai impian. Walaupun banyak yang harus dikorbankan, percayalah bahwa semua hal baik akan datang seiring dengan usaha yang kita kerahkan. Belajar dengan baik, perbanyak latihan berjalan, public speaking, dan manners,” katanya memberi motivasi.
Saat ini Tasya Ramadhani berpikiran tidak hanya berusaha meraih gelar, tapi juga ingin berkontribusi lebih untuk menciptakan generasi yang lebih baik melalui pendidikan dan keterampilan.
"Semoga niat baik, mendapatkan kemudahan untuk mewujudkan apa yang menjadi harapan kita. Saya optimis, hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha," tandasnya. (yos/bgn)