Untuk Kesejahteraan Rakyat, Presiden Prabowo Minta Ilmuwan Fokus Hilirisasi Sawit

Jumat, 08 Agustus 2025 | 11:14:12 WIB
Sejumlah produk hilir yang dihasilkan dari kelapa sawit. (foto istimewa)

Jakarta,BGNNEWS.CO.ID - Presiden Prabowo menyoroti tantangan besar dalam mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam Indonesia, termasuk sawit, untuk kesejahteraan rakyat.

Untuk itu para ilmuwan Indonesia diminta untuk mengambil peran strategis dalam memperkuat hilirisasi industri kelapa sawit dan pengembangan sektor kendaraan bermotor nasional.

''Jadi tadi Pak Presiden menyampaikan juga bagaimana tantangan kita mengelola industri kendaraan bermotor, bagaimana kita mampu mengembangkan industri elektronika dan semikonduktor, dan juga bagaimana mengoptimalkan pengelolaan sawit,'' pesan ini disampaikan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 yang digelar di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Institut Teknologi Bandung (ITB), Kamis (7/8/2025).

Prabowo menekankan bahwa kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan yang jika dikelola secara tepat dapat memberikan nilai tambah besar bagi perekonomian nasional. 

Hilirisasi sawit diharapkan tidak hanya menghasilkan bahan baku ekspor, tetapi juga produk turunan berteknologi tinggi seperti bioenergi, bahan baku industri makanan, kosmetik, hingga pelumas ramah lingkungan.

Sementara itu, di sektor industri kendaraan bermotor, Presiden mendorong penguatan kapasitas produksi dalam negeri, termasuk integrasi dengan pengembangan industri elektronika dan semikonduktor agar Indonesia mampu memproduksi kendaraan cerdas dan ramah lingkungan secara mandiri.

Menurut Brian, Prabowo melihat penguasaan sains dan teknologi sebagai fondasi penting untuk mewujudkan kemandirian industri nasional.

Presiden juga menegaskan pentingnya mengurangi ketergantungan impor. Dengan mengolah sumber daya alam di dalam negeri, kekayaan nasional tidak lagi mengalir keluar, tetapi menjadi pendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. (jdi/els)

Terkini