Petani Harus Tahu, Ini Strategi Jitu Kendalikan Hama Ulat di Perkebunan Sawit

Ahad, 23 Februari 2025 | 15:23:23 WIB
Hama ulat yang menggoroti kebun sawit (foto istimewa)

PEKANBARU, BGNNEWS.CO.ID - Serangan hama ulat pada perkebunan kelapa sawit masih menjadi ancaman serius yang harus diwaspadai oleh petani. Menurut Asisten Kebun PT. First Resources, Lutfi Hakim, ada dua jenis hama utama yang sering ditemukan yaitu ulat api dan ulat kantong.

"Ulat api merupakan hama yang menyerang tanaman kelapa sawit, terutama daunnya. Kerusakan terjadi karena ulat memakan daun, yang menyebabkan penurunan produktivitas tanaman," ujar Lutfi kepada BGNNEWS.CO.ID, Minggu (23/2/2025).

Dijelaskan Lutfi, munculnya serangan hama ini dipicu oleh beberapa faktor seperti perubahan iklim, perubahan cara bercocok tanam, penanaman tanaman semusim yang berkepanjangan, dan kurangnya pengetahuan masyarakat.

Menurut pengalamannya di lapangan, Lutfi menekankan pentingnya melakukan sensus rutin. Pada tanaman belum menghasilkan (TBM), sensus dilakukan setiap bulan dengan mengamati setiap pokok. Sedangkan pada tanaman menghasilkan (TM), sensus dilakukan dengan sampling 10% dari jumlah pokok.

"Sensus ini penting untuk mengetahui keberadaan hama, jenis dan stadianya, pola sebaran, titik serangan, keberadaan musuh alami, serta kondisi tanaman," terangnya.

Lebih lanjut, Lutfi menjelaskan tentang ambang populasi kritis. Untuk ulat api jenis Setora nitens dan Setothosea asigna, batas kritisnya adalah 5 ekor per pelepah. Sementara untuk Darna trima mencapai 20 ekor per pelepah.

Sedangkan untuk ulat kantong, jenis Mahasena corbetti memiliki ambang 5 ekor per pelepah, Metisa plana 10 ekor per pelepah, dan Pteroma pendula 20 ekor per pelepah.

"Jika populasi sudah melewati ambang kritis, petani bisa melakukan pengendalian secara terpadu, mulai dari pengendalian fisik, hayati, hingga kimia sebagai pilihan terakhir," jelasnya.

Berdasarkan pengalaman di lapangan, Lutfi berbagi metode pengendalian inovatif seperti penggunaan perangkap buah nenas untuk ulat api dan light trap untuk menangkap ngengat. Selain itu, pemanfaatan musuh alami seperti semut rang-rang (Oecophylla smaragdina) juga terbukti efektif.

"Yang penting adalah menjaga keseimbangan ekosistem. Jangan semprot bersih gulma karena bisa menjadi habitat predator alami. Fokus penyemprotan cukup di piringan dan tempat pemupukan saja," tegasnya.(ade/bgn)

Terkini

DPRD Riau Tagih Janji Pemprov Ajukan KUA PPAS APBD Perubahan

Selasa, 09 September 2025 | 19:23:43 WIB

Sekda : ASN Dituntut Punya Standar Kinerja Tinggi

Selasa, 09 September 2025 | 19:09:07 WIB

Program Rohil Cerdas, Guru MDA dan TPQ Diberi Dana Insentif

Selasa, 09 September 2025 | 16:52:48 WIB