Menjadi Urat Nadi, Jalan Utama Sungai Mandau-Perawang Malah Hancur

Menjadi Urat Nadi, Jalan Utama Sungai Mandau-Perawang Malah Hancur
Kondisi jalan lintas Tualang-Sungai Mandau, tepatnya menuju Sungai Kencong yang hancur. (foto bgnnews/antonius)

Siak, BGNNEWS.CO.ID - Hujan semalaman membuat ruas jalan lintas Tualang-Sungai Mandau, tepatnya menuju Sungai Kencong, Kabupaten Siak berubah menjadi kubangan besar, Selasa (22/9/2025) pagi. Air menggenang setinggi mata kaki hingga selutut orang dewasa,  menutupi lubang-lubang yang sebelumnya sudah merusak permukaan jalan.

Ardi (34), seorang buruh kebun asal Sungai Mandau, tampak menuntun motornya perlahan. Ban depannya sempat masuk ke lubang yang tertutup air.

''Kalau jatuh di sini, bisa habis semuanya. Saya harus masuk kerja awal pekan ini, jadi tetap harus lewat, walau sangat was -was,'' ujarnya saat ditanya bgnnews.co.id sambil mengelap lumpur di celananya.

Bagi warga yang melewati jalan itu setiap hari, kondisi saat ini tetap menyiksa. ''Saya sudah biasa lewat sini, tapi tiap kali hujan tetap deg-degan. Takut jatuh, takut mogok,'' kata Ardi, sebelum kembali melanjutkan perjalanan.

Tidak jauh dari sana, Linda (29), pedagang sayur, terpaksa menepikan sepeda motornya yang terjebak genangan. Dagangan yang dibawanya mulai basah terkena percikan air. 

''Kalau telat sampai pasar, harganya turun. Bukan hanya rugi, tapi bisa tidak balik modal,'' keluhnya.

Ia mengaku setiap kali musim hujan, perjalanannya berubah jadi taruhan. ''Entah sampai kapan kami harus menghadapi nasib serupa ini,'' katanya. 

Jalan ini menjadi urat nadi yang menghubungkan Tualang dan Sungai Mandau. Tidak ada jalur alternatif yang bisa dilalui dengan aman. Bagi warga, kondisi tersebut berarti waktu tempuh lebih lama, biaya transportasi meningkat, dan rasa waswas setiap kali berkendara.

Bupati Siak, Afni Z mengaku, sudah menerima laporan masyarakat terkait jalan rusak itu. Ia mengatakan ruas jalan lintas tersebut berstatus pinjam pakai Pemkab Siak dari perusahaan Arara Abadi, sehingga tanggung jawab pemeliharaannya ada di pemerintah daerah. 

Afni menjelaskan, keterbatasan anggaran menjadi kendala utama perbaikan. Ia juga menyampaikan sudah tidak ada lagi anggaran di dinas PU untuk memperbaiki jalan tersebut. 

Langkah cepat, ditempuh dengan meminta bantuan perusahaan. Arara Abadi bersedia membantu penanganan darurat dan berkomitmen mendukung perbaikan permanen. 

''Kita butuh box culvert agar air mengalir lancar. Kalau tidak, setiap hujan deras jalan ini akan kembali tergenang,'' jelasnya.

Bupati juga menyadari bahwa pentingnya tanggung jawab bersama. Ia mengetuk hati perusahaan agar ikut berpartisipasi memperbaiki jalan. 

''Bukan hanya perusahaan HTI, tapi juga HGU dan peron sawit yang memakai jalan ini dengan tonase besar. Tidak bisa hanya mengandalkan APBD, sementara mereka juga menikmatinya,'' ujarnya. (ton/bgnnews)

Berita Lainnya

Index