Bandung, BGNNNEWS.CO.ID - Kelapa sawit selama ini telah memainkan peran vital dalam menyokong perekonomian nasional. Namun, untuk menjadikannya sebagai sektor unggulan yang berkelanjutan, Indonesia membutuhkan lebih dari sekadar lahan dan pabrik, yakni butuh manusia yang andal.
Inilah salah satu semangat yang dibawa Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi (Poltek CWE) saat ikut ambil bagian dalam The 3rd Technology and Palm Oil Management Indonesia (TPOMI) 2025 di Bandung baru-baru ini.
Berbeda dari sekadar pameran biasa, kehadiran Poltek CWE kali ini sarat makna. Yakni datang dengan misi memperkuat sektor kelapa sawit dari akarnya, yaitu lewat peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Ketua Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan Kelapa Sawit Poltek CWE, Yudi Dermawan menyampaikan, bahwa fokus utama mereka dalam TPOMI bukan hanya unjuk teknologi, tapi juga menggaungkan pentingnya pendidikan vokasi sebagai fondasi daya saing industri.
''Kami membawa semangat edukasi dan transfer pengetahuan agar publik makin paham bahwa masa depan sawit Indonesia ada di tangan SDM yang terdidik, terampil, dan profesional,'' kata Yudi, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (27/7/2025).
Dikatakannya, kalau mau industri sawit jadi raksasa di rumah sendiri dan juga perkasa di pasar dunia, kuncinya ada di SDM. ''Itulah kenapa kami tekankan pentingnya pendidikan vokasi yang relevan dan responsif terhadap kebutuhan industri,'' jelasnya.
Melalui keikutsertaan di ajang TPOMI, Poltek CWE menampilkan ragam program akademik dan pelatihan yang mereka miliki, semuanya dirancang untuk menjawab tantangan lapangan: mulai dari teknologi pengolahan hasil, efisiensi proses, sampai kesadaran lingkungan yang kini jadi sorotan global.
Tak sekadar hadir, Poltek CWE membawa pesan kuat bahwa sinergi antara dunia pendidikan dan industri sawit bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Mereka ingin menjadi jembatan yang menghubungkan teori di kelas dengan praktik di lapangan.
Keterlibatan lembaga vokasi seperti Poltek CWE dianggap krusial untuk membentuk ekosistem sawit yang adaptif terhadap perubahan zaman, baik dari sisi teknologi, keberlanjutan, maupun tata kelola SDM.
Lebih dari itu, industri kelapa sawit disebut Yudi sebagai sektor strategis yang bisa jadi tulang punggung ekonomi nasional jika dikelola dengan pendekatan ilmiah dan profesional. Oleh sebab itu, ia menaruh harapan besar agar lulusan-lulusan vokasi bisa menjadi ujung tombak inovasi dan perubahan di industri ini. (jdi/els)