Mahasiswa Sulap Cangkang Sawit jadi Sabun Padat

Mahasiswa Sulap Cangkang Sawit jadi Sabun Padat
Puluhan mahasiswa UNJA mengikuti workshop adalah pemanfaatan cangkang sawit berkualitas rendah - jenis limbah yang kerap menumpuk di sekitar pabrik kelapa sawit. (foto ist)

Jambi, BGNNEWS.CO.ID - Workshop yang digelar Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) yang berkolaborasi Fakultas Pertanian UNJA dan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret berhasil menciptakan inovasi limbah sawit menjadi sabun padat transparan beraroma khas dan berpotensi pasar.

Salah satu fokus utama workshop adalah pemanfaatan cangkang sawit berkualitas rendah — jenis limbah yang kerap menumpuk di sekitar pabrik kelapa sawit. Jika cangkang berkualitas tinggi bisa diekspor sebagai bahan bakar energi, maka cangkang yang tak memenuhi standar ekspor seringkali hanya dijadikan pengeras jalan atau bahkan dibiarkan menumpuk begitu saja.

Namun bagi Dr. Uce Lestari, peneliti dan dosen dari Universitas Sebelas Maret yang menjadi narasumber utama, limbah jenis ini justru memiliki potensi besar. Ia telah melakukan riset sejak 2016 hingga 2021 untuk mengolah cangkang sawit menjadi arang aktif, dan lebih lanjut menjadi bahan kosmetik, seperti sabun padat transparan.

''Melalui pelatihan ini, saya ingin menunjukkan bahwa sesuatu yang terlihat tak berguna bisa berubah menjadi produk unggulan, bahkan bernilai jual tinggi,'' ujar Dr. Uce seperti dikutip dari laman resmi UNJA, Minggu (29/6/2025).

Sementara Ketua Penyelenggara, Dr. Nuning Setyowati dari Fakultas Pertanian UNJA, pelatihan ini bukan sekadar agenda ilmiah, tetapi bagian dari strategi menciptakan wirausaha muda berbasis inovasi lokal. Dengan melimpahnya perkebunan kelapa sawit di Jambi, potensi untuk memanfaatkan limbah menjadi produk baru sangat terbuka.

''Tujuan kami agar mahasiswa mampu melihat limbah sawit bukan hanya sebagai residu, tetapi sebagai sumber daya baru yang bisa dikembangkan menjadi produk khas Jambi. Harapannya, sabun arang aktif ini bisa jadi salah satu ikon produk lokal,'' kata Dr. Nuning.

Dalam konteks industri sawit nasional yang sering dikritik soal isu lingkungan dan limbah, pelatihan ini menawarkan narasi alternatif. Bahwa keberlanjutan bisa dimulai dari kampus, dari laboratorium sederhana, dengan ide-ide kecil yang bisa berdampak besar.

''Sektor sawit masih menghadapi tantangan limbah produksi yang terus-menerus dihasilkan. Inovasi seperti ini sangat penting agar industri bisa berjalan lebih ramah lingkungan,'' ungkap Dr. Uce.

Menurutnya, selain cangkang sawit, masih banyak jenis limbah lain seperti pelepah, bunga sawit, lidi, tandan kosong, bahkan minyak sawit mentah, yang bisa diolah menjadi produk kreatif lainnya — mulai dari kerajinan tangan hingga bahan kecantikan. (jdi/ifs)

 

Berita Lainnya

Index