Jakarta, BGNNEWS.CO.ID - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) semakin gencar mendorong digitalisasi industri, salah satunya lewat pengembangan sistem informasi canggih di sektor kelapa sawit. Melalui peluncuran Siprosatu atau Sistem Informasi Produk Sawit dan Turunannya beberapa waktu lalu, pemerintah kini bisa melacak perjalanan produk sawit dari kebun hingga ke tangan konsumen akhir.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi besar Making Indonesia 4.0, yang menargetkan percepatan transformasi digital di sektor manufaktur. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menjelaskan bahwa Siprosatu akan menjadi tulang punggung pelaporan data secara real-time terkait neraca massa bahan baku dan produk sawit.
“Siprosatu memungkinkan pemerintah memantau secara langsung seluruh proses produksi, konsumsi, transportasi, hingga ekspor produk turunan sawit. Sistem ini juga menjaga transparansi rantai pasok dan akuntabilitas penerimaan negara,” ujar Putu, kemarin.
Menariknya, pengembangan Siprosatu turut melibatkan kolaborasi dengan sektor swasta. PT Siemens Indonesia menjadi mitra strategis yang berkontribusi dalam penyediaan teknologi, pelatihan SDM, hingga masukan teknis agar sistem ini berjalan optimal. Siemens juga akan menyelenggarakan bimbingan teknis bagi perusahaan-perusahaan sektor hilir sawit, sejalan dengan prinsip Making Indonesia 4.0.
Putu optimistis, implementasi sistem ini akan berdampak signifikan terhadap kinerja industri agro. Pada triwulan I tahun 2025, sektor industri agro mencatat pertumbuhan sebesar 4,69 persen, dengan nilai investasi mencapai Rp38,72 triliun. Sektor ini juga menyerap lebih dari 9 juta tenaga kerja dan menyumbang lebih dari 52 persen terhadap PDB industri non-migas.
Dengan teknologi pelacak sekelas Siprosatu, industri sawit nasional kian siap menjawab tantangan zaman dan tak ada lagi produk yang melenggang di pasar tanpa jejak. (jdi/elaeis)