Pekanbaru, BGNNEWS.CO.ID - Semangat muda kembali bergema dari ajang bergengsi Pemilihan Duta Bahasa Riau 2025. Sosok Fajri Ahmad Syafril, mahasiswa Politeknik Caltex Riau (PCR) asal Pekanbaru, berhasil menyita perhatian publik setelah meraih gelar Putra Persahabatan. Di tengah kesibukan menyelesaikan tugas akhir, Fajri justru berhasil menorehkan prestasi dan menjadi inspirasi generasi muda.
Keikutsertaannya dalam pemilihan duta bahasa tidak bermula dari percaya diri yang tinggi, justru sebaliknya. ''Awalnya saya merasa insecure dan kurang percaya diri. Dari situlah saya tertarik untuk ikut Duta Bahasa, sebagai bentuk tantangan pribadi dan ruang untuk bertumbuh,'' kata Fajri kepada BGNNEWS.CO.ID.
Tak hanya ingin menguatkan mental dan kepercayaan diri, Fajri juga melihat ajang ini sebagai wadah untuk memperdalam pengetahuan tentang kebahasaan, sastra, dan literasi yang menurutnya merupakan bagian penting dari cinta terhadap tanah air.
Sebagai mahasiswa tingkat akhir, tantangan terbesar Fajri justru datang dari padatnya jadwal kuliah dan bimbingan tugas akhir. Namun, ia tidak menyerah. Dengan kedisiplinan tinggi, ia menyesuaikan jadwal bimbingan di luar aktivitas Duta Bahasa agar tidak bentrok.
''Memang sulit, tapi saya tidak mau menyerah. Saya atur semuanya seefektif mungkin,'' katanya.
Meski mendaftar mendekati penutupan, Fajri tidak menjadikan waktu persiapan yang sempit sebagai hambatan. Ia aktif belajar materi kebahasaan, sastra, hingga budaya Melayu Riau, baik dari dosen maupun literatur daring.
“Saya tidak menyangka bisa masuk 10 besar finalis, apalagi dapat gelar Persahabatan. Semua peserta hebat-hebat. Saya hanya berusaha hadir dan aktif, serta tetap belajar dari siapa pun,” jelasnya merendah.
Fajri mengaku bahwa kunci keberhasilannya adalah restu orang tua dan kekuatan doa. “Saya selalu tanamkan: teruslah berjuang tanpa berekspektasi lebih, cukup percaya hasil kepada Allah,” tambahnya.
Fajri dan pasangannya, Lulu Dewi Yana, mencetuskan krida bernama LUMISYARA—sebuah platform berbasis web untuk mendukung pembelajaran sahabat tuli. Menurut mereka, masih ada kesenjangan komunikasi antara masyarakat umum dan sahabat tuli, terutama dalam pembelajaran kebahasaan.
''Web ini bertujuan menjadi penerjemah bahasa isyarat, agar sahabat tuli memiliki akses pembelajaran yang setara. Bahasa milik semua orang, termasuk mereka,” jelas Fajri.
Yang paling membekas bagi Fajri bukanlah penghargaan, melainkan kebersamaan. Ia merasakan atmosfer kekeluargaan yang tulus di antara finalis. “Tidak ada kompetisi yang saling menjatuhkan. Kami saling membantu, mendukung, dan belajar bersama,” kenangnya.
Ia berharap rasa kekeluargaan ini tetap terjaga hingga nanti. Menjawab tantangan digitalisasi, Fajri menyatakan kesiapannya membawa Trigatra Bangun Bahasa—tiga pilar utama Duta Bahasa—ke ranah digital. Melalui promosi media sosial dan kampanye daring-luring, ia yakin nilai-nilai kebahasaan dapat disebarkan lebih luas. “Dengan pendekatan digital, kami ingin menjangkau lebih banyak generasi muda,” jelasnya.
Fajri mengaku tertarik memperjuangkan bahasa dan sastra setelah mendengar kutipan yang menggugah: “Anak-anak senja bicara dengan diksi indah. Pakai bahasa asing memang keren, tapi bahasa Indonesia lebih menyentuh karena kita langsung paham tanpa diterjemahkan.”
Menurutnya, keindahan itu perlu dirawat dan disebarluaskan. Kepada masyarakat umum, Fajri menyampaikan pesan, “Dekatkan diri dengan Bahasa Indonesia, jadikan ia kerabat. Jangan lupa cintai bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing agar bisa bersaing secara global.”
Untuk teman-teman finalis dan keluarga besar Duta Bahasa Riau, ia menyampaikan rasa terima kasih dan harapannya, “Tetap solid dan saling dukung. Untuk Ikadubas, semoga kami bisa terus belajar dari kalian.”
Fajri juga menitipkan doa untuk pemenang utama, Daffa dan Mia, yang akan mewakili Riau ke tingkat nasional. “Semoga kalian sukses dan bisa membawa nama Riau harum di kancah nasional. Kami semua mendukung kalian.”
''Kepada Balai Bahasa, ia menutup dengan tulus, “Terima kasih sudah menjadi rumah kedua. Semoga kami bisa terus berkontribusi dalam kegiatan-kegiatan mendatang.” ungkapnya diakhir wawancara. (Ndi)