Kisah Inspirasi Lopiya Saganda yang Ikut Pertukaran Mahasiswa

Dengan Mengajar, Kita Belajar, Dengan Berani Melangkah, Kita Berkembang

Dengan Mengajar, Kita Belajar, Dengan Berani Melangkah, Kita Berkembang
Lopiya Saganda bersama anak anak Papua. (foto istimewa)

PEKANBARU, BGNNEWS CO ID - Lopiya Saganda merupakan salah seorang mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Wanita ini adalah salah seorang generasi bangsa yang mengikuti program Mahasiswa Merdeka Batch 4 ke Sorong, Papua Barat Daya. 

Banyak sekali pengalaman yang didapati mahasiswi asal Curup Rejang Lebong, Bengkulu ini. Terutama saat mengikuti pertukaran mahasiswa ke Sorong tersebut.

Pada bgnnews.co.id, Lopiya Saganda membagikan pengalaman berharganya 

Sejak SMP. Menurut Lopiya yang akrab disapa Lope ini sudah terbiasa berbagi ilmu dengan membuka kelas belajar gratis di desanya. 

Mulai mata pelajaran sekolah dasar, menari untuk acara pernikahan, bahkan mengaji—apa pun yang bisa diajarkannya. Dirinya selalu percaya, bahwa ilmu tidak seharusnya berhenti didiri kita sendiri. Jika kita bisa sesuatu, kenapa tidak ditransfer ke orang lain juga?  

Wanita energik asal Curup Rejang Lebong, Bengkulu menceritakan, kalau dulu didaerahnya yang terletak di pedesaan, cukup jauh dari kota, dan di desaku saat itu belum ada kursus atau bimbingan belajar apa pun. Dirinya melihat kebutuhan itu, dan dirinya ingin berkontribusi, sekecil apa pun caranya.  

Dari situ, Lope semakin tertarik dengan dunia anak-anak. Menurutku, dunia mereka unik, penuh petualangan, dan selalu ada hal baru yang bisa dipelajari. Dirinya sering bertanya-tanya, bagaimana dengan anak-anak di daerah lain? Apakah mereka tumbuh dengan cara yang sama? Apakah pengalaman belajar mereka juga penuh warna?  

Pertanyaan-pertanyaan itulah yang akhirnya membawanya mengikuti pertukaran Mahasiswa Merdeka batch 4 ke Sorong, Papua Barat Daya. Hal ini adalah salah satu alasan terbesarnya mengikuti program ini adalah rasa penasaran—keingin tahuan seperti apa dunia anak-anak di timur Indonesia.  

Singkat cerita, ketika dirinya sampai di sana... Speechless. Dunia mereka unik banget. Setiap harinya penuh kejutan dan pelajaran baru. Dirinya tidak hanya mengajar, tetapi juga belajar banyak dari mereka.  

Selama di Papua, dirinya melakukan berbagai kegiatan interaktif bersama anak-anak. Mulai mengajarkan bahasa Inggris dengan cara yang menyenangkan, seperti melalui lagu, permainan edukatif, dan storytelling interaktif. Dirinya juga melakukan kegiatan kreatif seperti menggambar, membuat kerajinan tangan, serta bermain peran untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka dalam berbahasa.  

Namun, pengalaman di Papua tidak hanya tentang dunia pendidikan anak-anak. Lope juga berusaha berbaur dengan lingkungan sosial di sana. Baginya, kesehatan juga tidak kalah penting, jadi dirinya mengimbanginya dengan olahraga. 

Lope bahkan bergabung dengan komunitas lari Sorong Runners. Awalnya, ia tidak mengenal siapa pun di sana, tapi dari situ bisa bertemu banyak orang baru, menambah relasi, dan merasakan kebersamaan dalam aktivitas olahraga.  

Selain itu, ada satu pengalaman tak terduga lainnya. Sejak SMP, ia sudah menekuni dunia public speaking dan sering menjadi MC freelance. Saat berada di Papua, kebetulan ada lomba MC se-Papua Barat Daya. Awalnya ia hanya iseng ikut, tidak menyangka bisa bersaing dengan peserta lain yang semuanya asli Papua. Tapi ternyata, ia berhasil meraih juara favorit 2, dari 32 peserta. Dirinya satu-satunya peserta dari luar daerah, tapi Alhamdulillah, bisa membawa pulang kemenangan kecil ini.  

Dari semua pengalaman ini, Lope semakin yakin bahwa belajar bukan hanya di dalam kelas, tetapi juga dari setiap interaksi, setiap tantangan, dan setiap hal baru yang kita coba. Dengan mengajar, kita belajar. Dengan berani melangkah, kita berkembang. Dan Papua mengajarkanku begitu banyak hal yang tak akan pernah kulupakan.(yos/bgn)

Berita Lainnya

Index