Jakarta, BGNNEWS.CO.ID - Nilai ekspor Indonesia pada Juni 2025 mencapai USD 23,44 miliar, naik 11,29 persen dibandingkan Juni 2024. Penguatan nilai ekspor dipengaruhi pergerakan harga beberapa komoditas unggulan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengiriman barang kategori lemak dan minyak nabati, termasuk minyak sawit mentah atau CPO, meningkat 22,05% secara tahunan pada Juni 2025. Lemak dan minyak nabati tercatat berkontribusi signifikan terhadap nilai ekspor bulan Juni, sehingga sawit menjadi salah satu pendorong utama kinerja ekspor.
Komoditas lain yang juga berkontribusi signifikan adalah emas yang nilai ekspornya melonjak lebih dari 100 persen. Lonjakan ini turut memperkuat kinerja sektor nonmigas pada periode yang sama.
Meskipun nilai ekspor meningkat, volume pengiriman bulanan sempat berfluktuasi akibat pergeseran pasar dan volatilitas harga internasional yang memengaruhi komoditas.
Secara fiskal, kebijakan pungutan ekspor sawit disesuaikan lewat peraturan dan penetapan tarif melalui PMK yang menempatkan beberapa kelompok produk sawit pada rentang pungutan sekitar 4,5 persen hingga 10 persen.
Penyesuaian pungutan dimaksudkan untuk memperkuat dana BPDP dalam menutup selisih harga antara CPO dan solar pada program biodiesel, dan hal ini berimplikasi pada struktur biaya produsen.
Asosiasi produsen dan pelaku industri mencatat kebutuhan kapasitas biodiesel akan meningkat menjelang B50, sehingga peningkatan kapasitas produksi CPO perlu menjadi perhatian untuk memastikan pasokan bahan baku. (jdi/els)