Untuk Industri Sawit, Arah Kebijakan BPDP Sudah Bergeser ke Sektor Hilirisasi Berbasis Riset dan inovasi

Kamis, 07 Agustus 2025 | 14:53:02 WIB
Direktur Perencanaan, Penghimpunan, dan Pengembangan Dana di Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), Lupi Hartono. (foto istimewa)

Jakarta, BGNNEWS.CO.ID - Kelapa sawit tak hanya jadi bahan baku minyak goreng atau biodiesel, sawit kini diolah menjadi berbagai inovasi ramah lingkungan, mulai dari bio-hydrocarbon fuel hingga helm berbahan tandan kosong.

''Arah kebijakan saat ini telah bergeser ke sektor hilirisasi berbasis riset dan inovasi. Kami membiayai penelitian untuk produk bio-hydrocarbon fuel, bioplastik, bioavtur, bahkan helm dari tandan kosong sawit,'' kata Direktur Perencanaan, Penghimpunan, dan Pengembangan Dana di Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), Lupi Hartono dalam keterangannya, Rabu (7/8/2025). 

Menurutnya, langkah ini sejalan dengan semangat transisi energi dan keberlanjutan. Limbah sawit, yang dulu hanya dianggap sampah, kini menjadi harta karun tersembunyi. 

Tandan kosong bisa dikonversi menjadi bioethanol, komposit teknis, hingga biomaterial yang tahan lama dan efisien. Salah satu proyek unggulan yang tengah dikawal BPDP adalah pilot project refinery bio-hydrocarbon fuel dengan RON 110, kualitas tinggi yang dapat menggantikan bensin biasa.

Kenapa sawit? Karena secara efisiensi, sawit menang telak dibandingkan tanaman minyak lainnya seperti bunga matahari, jagung, atau kedelai. Dalam satu hektare lahan, sawit bisa menghasilkan volume minyak jauh lebih besar. Pohonnya hanya perlu ditanam sekali, dan bisa terus dipanen selama dua setengah dekade. Ditambah lagi, biaya produksinya rendah, menjadikannya primadona di pasar energi terbarukan.

''Budaya kita suka menggoreng, dan butuh minyak dalam jumlah besar. Sawit itu pas banget. Tapi sekarang, kita bawa sawit ke level selanjutnya, bukan cuma minyak goreng, tapi juga jadi bagian dari solusi hijau dunia,'' kata Lupi.

Tak heran jika Indonesia kini jadi raja sawit dunia. Dari total produksi global yang sudah tersertifikasi oleh RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil), lebih dari 56 persen berasal dari Indonesia. Ini menjadi bukti bahwa komitmen pada sawit berkelanjutan bukan sekadar jargon, melainkan jalan nyata menuju masa depan energi dan industri hijau.

Dengan arah baru BPDP ini, masa depan sawit Indonesia tampak lebih cerah, bukan hanya menopang dapur rumah tangga, tapi juga menjadi fondasi ekonomi hijau yang berkelanjutan. (jdi/els)

Tags

Terkini