Meski Kemarau, Petani Sawit Tetap Panen Melimpah, Begini Strategi Jitunya!

Jumat, 01 Agustus 2025 | 15:03:36 WIB
Petani sedang memanen kelapa sawit. (foto istimewa)

Pekanbaru, BGNNEWS.CO.ID - Musim kemarau kerap menjadi momok bagi petani kelapa sawit. Kekeringan, stres tanaman, hingga produktivitas menurun menjadi tantangan utama. 

Namun, menurut Rahmat SP, praktisi perkebunan sawit asal Tapung yang juga lulusan Universitas Islam Riau, panen tetap bisa melimpah jika petani menerapkan strategi yang tepat.

''Air adalah elemen kunci dalam mendukung keberhasilan tanaman sawit selama kemarau. Air juga bukan hanya untuk pertumbuhan, tapi juga berperan penting dalam proses fotosintesis, transportasi hara, serta pembentukan dan pengisian buah,'' kata Rahmat yang diwawancara BGNNEWS.CO.ID via WA, Jumat (1/8/2025).

Rahmat mengungkapkan lima strategi utama agar produksi tetap optimal di tengah musim kemarau panjang.

Pertama, Kualitas Panen

Petani harus memastikan hanya buah matang yang dipanen. “Minimal 1-5 brondolan per tandan buah segar (TBS) adalah indikator kematangan,” ujarnya. Selain itu, rotasi panen ideal dilakukan setiap 10 hingga 15 hari.

Kedua, Teknis Panen yang Tepat

Jumlah pelepah harus disesuaikan: 48–56 pelepah untuk tanaman muda dan 40–48 untuk tanaman tua. “Pelepah yang tersusun rapi berbentuk ‘U’ juga membantu menjaga kelembaban tanah,” imbuhnya.

Ketiga, Pemupukan Bahan Organik

Penggunaan bahan seperti abu jangkos, pupuk kandang, dan kompos organik sangat dianjurkan. “Ini meningkatkan struktur tanah dan ketersediaan air serta hara,” terang Rahmat.

Keempat, Pemeliharaan Gulma

Gulma jenis keras seperti lalang dan pakis udang harus dikendalikan selektif. “Kita tidak boleh semprot total, karena tumbuhan seperti Nephrolepis justru bermanfaat untuk menjaga kelembaban,” jelasnya.

Kelima, Manajemen Air

Untuk lahan gambut, sistem pengatur air harus dibuat secara menyeluruh, mulai dari saluran utama hingga saluran di tingkat petak. Sementara itu, di lahan mineral, penting untuk membangun penampungan air seperti embung dan lubang resapan (rorak) untuk menjaga ketersediaan air

“Dengan begitu, lahan tidak banjir saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau,” pungkasnya.

Melalui pendekatan ini, Rahmat optimis petani sawit bisa mengubah tantangan kemarau menjadi peluang.

"Panen bisa tetap meledak asal dikelola dengan disiplin dan teknik yang benar," tutupnya. (Ade)

Tags

Terkini