Jakarta, BGNNEWS.CO.ID - Penguatan sistem Sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) saat ini tak hanya fokus pada aspek budidaya di sektor perkebunan, melainkan juga telah menyentuh sektor hilir, seperti produk turunan kelapa sawit yang digunakan masyarakat sehari-hari, mulai dari minyak goreng, sampo, hingga sabun.
''Sertifikasi ISPO harus mencakup aspek keberlanjutan dari semua lini, termasuk memastikan dari mana produk itu berasal, apakah dari petani perempuan, dan bagaimana dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan,'' kata Staf Ahli Bidang Konektivitas dan Pengembangan Jasa Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dida Gardera beberapa hari lalu.
Dikatakannya, saat ini masih ada sejumlah lokasi perkebunan yang sedang dalam proses sertifikasi ISPO, namun ternyata berada di dalam kawasan hutan. Kondisi ini menjadi perhatian serius pemerintah agar proses sertifikasi berjalan sesuai prinsip legalitas lahan.
''Beberapa lokasi yang tengah dalam proses mendapatkan ISPO, ternyata masih berada dalam kawasan hutan. Kita harus pastikan semua data dari Kementerian Kehutanan, Kementerian ATR/BPN, dan berbagai pihak terkait lengkap dan terverifikasi. Tujuannya agar lahan tersebut benar-benar berada di luar kawasan hutan dan sesuai aturan,'' jelas Dida.
Dida juga menekankan pentingnya inovasi dalam sektor sawit nasional, baik dari sisi teknologi maupun penguatan sumber daya manusia, agar komoditas ini terus memiliki nilai tambah dan daya saing yang tinggi di pasar global.
''Kelapa sawit adalah komoditas unggulan Indonesia. Maka dari itu, pengembangan teknologi dan SDM harus terus ditingkatkan agar industri ini memberikan kontribusi ekonomi yang makin besar,'' tegasnya. (jdi/infosawit)