Manado, BGNNEWS.CO.ID - Selain untuk bahan baku minyak goreng, produk turunan kelapa sawit makin diminati berbagai sektor industri karena miliki nilai ekonomi yang tinggi.
Agar industri hilirisasi sawit ini terus berkelanjutan, Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dorong sertifikasi halal dan manajemen mutu produk turunan sawit.
Terbaru, untuk mendorong pemanfaat sawit berkelanjutan tersebut, BPDP menggandeng Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) Kementerian Perindustrian untuk memperluas adopsi standar mutu dan sertifikasi halal pada produk turunan sawit, khususnya di kalangan pelaku UMKM.
Kolaborasi ini sejalan dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 132 Tahun 2024 yang menitikberatkan pada peningkatan citra dan daya saing produk perkebunan nasional.
BPDP menaruh perhatian khusus pada tiga komoditas unggulan, yakni kelapa sawit, kelapa, dan kakao, yang banyak digunakan oleh pelaku industri kecil dan menengah di Indonesia.
''Harapan kami, pelaku IKM khususnya di Sulawesi Utara, terutama yang berkecimpung di sektor sawit, kelapa, dan kakao, bisa memahami pentingnya sistem manajemen mutu berbasis SNI,'' ujar Kepala Divisi Kerja Sama Kemasyarakatan dan UMKM BPDP, Helmi Muhansyah dalam Workshop Awareness SNI ISO 9001 dan Sertifikasi Halal di Manado, seperti dikutip, Jumat (25/7/2025).
Menurut Helmi, hampir semua pelaku UMKM menggunakan produk turunan sawit dalam berbagai bentuk, baik sebagai bahan baku maupun sebagai produk jadi seperti makanan, sabun, dan kosmetik.
Maka, pemahaman tentang standar mutu dan jaminan halal bukan lagi pilihan, tapi keharusan agar bisa bersaing di pasar nasional dan ekspor.
Helmi menambahkan, kegiatan serupa juga telah dijalankan di Jawa Tengah dan Maluku pada 2023, serta akan berlanjut di Kalimantan Selatan dan Jawa Timur tahun ini.
Program ini menjadi bagian dari misi besar BPDP untuk membangun ekosistem sawit berkelanjutan lewat penghimpunan dan penyaluran dana yang akuntabel dan tepat guna.
Menanggapi sinergi ini, Kepala BBSPJIKB Jonni Afrizon menyampaikan bahwa kerja sama dengan BPDP sudah terjalin sejak 2015. Selama hampir satu dekade, berbagai program inovatif telah diluncurkan, mulai dari riset malam batik berbasis sawit, pengembangan pewarna alami dari cangkang sawit, hingga pendampingan industri kerajinan berbasis lidi sawit di berbagai daerah. (jdi/els)