Mentan dan Gubri Sepakati Program Penanggulangan Intrusi Air Laut Melalui Budidaya Kelapa

Rabu, 23 Juli 2025 | 17:06:58 WIB
Gubernur Riau Abdul Wahid. (foto istimewa)

Pekanbaru, BGNNEWS.CO.ID - Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Gubernur Riau Abdul Wahid dalam rapat koordinasi strategis untuk membahas program inovatif penanggulangan intrusi air laut di Provinsi Riau. Pertemuan yang berlangsung di Kompleks Gubernuran Riau, Selasa (22/7/2025), ini merupakan bagian dari Rapat Koordinasi Strategis Nasional Program Luas Tambah Tanam (LTT), Optimalisasi Lahan (OPLAH), dan Cetak Sawah Rakyat (CSR).

Kedua pejabat sepakat mengembangkan strategi komprehensif untuk mengatasi intrusi air laut melalui penanaman tanaman toleran garam, khususnya kelapa, di sepanjang 1.000 kilometer area pantai dan sungai di Riau. Program ini menggabungkan pembangunan tanggul penahan air laut dengan partisipasi aktif masyarakat lokal.

''Kami merencanakan pembangunan tanggul dengan melibatkan masyarakat secara langsung. Ini bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga pemberdayaan ekonomi rakyat,'' ujar Gubri.

Berdasarkan kajian awal, biaya pembangunan tanggul diperkirakan mencapai Rp 1-2 juta per kilometer. Untuk target 1.000 kilometer, total investasi bisa mencapai Rp 2 triliun. Namun, dengan partisipasi aktif masyarakat, biaya dapat ditekan signifikan menjadi sekitar Rp 500 miliar.

Solusi yang diutamakan adalah pemberian alat berat seperti ekskavator kepada masyarakat agar mereka dapat berperan aktif dalam pembangunan dan pemeliharaan tanggul. Pendekatan ini diharapkan menciptakan rasa kepemilikan dan keberlanjutan program.

Sebagai tindak lanjut, Menteri Amran dan Gubernur Abdul Wahid akan melakukan kunjungan lapangan pada 26 Juli mendatang ke Kabupaten Indragiri Hulu. Kunjungan yang akan didampingi Kapolda ini bertujuan meninjau area mangrove dan mengidentifikasi lokasi potensial untuk budidaya kelapa.

Agenda kunjungan mencakup kegiatan penanaman mangrove dan penilaian kondisi lapangan yang akan menjadi target utama program. ''Kunjungan ini penting untuk memastikan program berjalan sesuai kondisi riil di lapangan," ungkap Gubri.

Menteri Amran menyatakan, antusiasme tinggi terhadap program ini, mengingat potensi besar kelapa dan tingginya permintaan pasar internasional. Program ini bahkan mendapat perhatian Presiden karena peluang ekspor ke Eropa, Tiongkok, dan Jepang yang sangat menjanjikan.

''Kelapa memiliki nilai ekonomi tinggi dan dapat menjadi komoditas unggulan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Riau,'' tegas Menteri Amran.

Program ini menekankan pentingnya keterlibatan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari masyarakat lokal hingga perusahaan daerah. Pendekatan holistik ini bertujuan mengatasi tantangan intrusi air laut sambil mengembangkan potensi ekonomi daerah. (Ade)

Terkini