Pekanbaru, BGNNEWS.CO.ID - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mengintensifkan upaya penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau yang diduga kuat disebabkan oleh faktor manusia.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan, bahwa operasi modifikasi cuaca (OMC) yang telah dilaksanakan sebanyak empat kali berhasil menurunkan jumlah titik api yang ada. Pemerintah juga menambah kekuatan dengan mengoperasikan lima helikopter waterbombing untuk meningkatkan efektivitas pemadaman.
''Sasaran jarak (waterbombing) diperlukan untuk memadamkan api secara efektif karena penyiraman yang tidak tepat sasaran tidak memberikan hasil optimal," kata Suharyanto dalam rapat koordinasi yang dihadiri berbagai pejabat pemerintah pusat dan daerah, Selasa (22/7/2025).
Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh Pemerintah pusat melalui Menteri Lingkungan Hidup serta perwakilan kementerian dan lembaga terkait. Dalam kesempatan itu, dilaporkan hasil peninjauan lapangan ke empat kabupaten/kota yang berpotensi memiliki titik api besar, yaitu Rokan Hulu, Rokan Hilir, Dumai, dan Bengkalis.
Selain itu, dibentuk Satuan Tugas (Satgas) gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, dan instansi terkait untuk memperkuat operasi pemadaman di darat. Satgas ini didukung dengan dana operasional dan perlengkapan yang memadai.
Kepala BNPB menekankan pentingnya penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku pembakaran hutan dan lahan. Patroli intensif akan dilakukan untuk mencegah masyarakat melakukan pembakaran, mengingat dampak buruk yang ditimbulkan bagi negara dan potensi masalah dengan negara tetangga.
"Biaya pemadaman kebakaran sangat mahal, dan asap dapat menimbulkan masalah lintas negara. Oleh karena itu, penegakan hukum harus memberikan efek jera," tegasnya.
Suharyanto juga menyampaikan apresiasi kepada menteri-menteri terkait atas dukungan penegakan hukum yang telah diberikan dan berharap hal tersebut akan terus berlanjut.
BNPB saat ini menghadapi tantangan operasional yang cukup berat karena masih sibuk menangani bencana banjir dan longsor di daerah lain, sementara Riau menghadapi kebakaran hutan dan lahan. Meskipun demikian, lembaga tersebut berkomitmen untuk mengerahkan seluruh sumber daya yang tersedia guna mengatasi karhutla di Riau.
Dengan berbagai upaya terpadu yang telah dilakukan, diharapkan penanganan karhutla di Riau dapat segera terkendali dan tidak menimbulkan dampak yang lebih luas bagi masyarakat maupun lingkungan. (Ade)