Undip Kembangan Obat Anti-Kanker Berbasis Minyak Sawit

Kamis, 17 Juli 2025 | 11:00:27 WIB
Hasil penelitian, minyak sawit bisa dijadikan obat anti kanker. (foto istimewa)

Jakarta, BGNNEWS.CO.ID - Ditangan peneliti, semua turunan yang dihasilkan kelapa sawit bermanfaat. Tak ada limbah yang  terbuang sia-sia.

Kali ini berdasarkan riset yang dilakukan Universitas Diponegoro (Undip), minyak sawit berhasil dikembangkan menjadi obat anti kanker.

Penelitian ini dilakukan Najlatul Khairiyah, mahasiswi Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri, bersama dosen Undip, Dr Mohamad Endy Julianto, yang telah lama berkecimpung di bidang teknologi berbasis bahan alam.

Hasil riset itu membuat harapan baru pengobatan kanker dari bahan lokal yang sering dipandang sebelah mata: minyak sawit. Di balik fungsinya sebagai bahan pangan dan industri, minyak sawit ternyata menyimpan senyawa bioaktif bernama tokotrienol, komponen dari vitamin E yang memiliki potensi besar sebagai agen anti-kanker.

Penelitian ini bertajuk Pengembangan Obat Anti-Kanker Berbasis Enkapsulasi Senyawa Bioaktif Minyak Sawit melalui Teknologi Nanoemulsi. Pendekatan ilmiah ini membuka kemungkinan pengobatan kanker yang lebih efektif, aman, dan terjangkau.

''Minyak sawit sering kali hanya dikenal sebagai bahan konsumsi atau industri, padahal di dalamnya tersimpan tokotrienol yang punya aktivitas biologis kuat dalam melawan sel kanker,'' ujar Najlatul dalam keterangan yang dikutip Kamis (17/7).

Tidak sekadar mengekstrak tokotrienol, dia menggunakan teknologi nanoemulsi, sebuah teknik pencampuran dua fase yang tidak saling larut seperti minyak dan air dengan skala partikel sangat kecil, bahkan nano.

Dengan metode ini, senyawa aktif menjadi lebih stabil, mudah diserap tubuh (bioavailabilitas meningkat), dan lebih tahan lama dalam sistem tubuh. Nanoemulsi dilakukan menggunakan high shear homogenizer dan formulasi surfaktan yang dipilih secara cermat untuk menjaga kestabilan sistem.

''Teknologi ini bukan hanya membuat senyawa lebih efektif, tapi juga membuka peluang produksi obat dalam bentuk yang efisien dan mudah diaplikasikan,'' tambahnya.

Menurut Endy, Najla tidak hanya difokuskan pada aspek teknis di laboratorium, tetapi juga didorong untuk mengembangkan pendekatan aplikatif agar riset ini dapat dilanjutkan hingga tahap produksi nyata dan bermanfaat langsung bagi dunia medis.

Penggunaan tokotrienol dari minyak sawit dalam bidang farmasi membuka peluang besar bagi Indonesia untuk mendiversifikasi pemanfaatan komoditas unggulannya.

Riset ini juga bisa membantu mengangkat citra sawit di mata dunia dari yang awalnya kontroversial karena isu lingkungan, menjadi bagian dari solusi kesehatan global. Ditambah lagi, potensi nilai tambah ekonominya besar dan bisa menekan ketergantungan pada bahan baku impor. (jdi/elaeis)

 

Tags

Terkini