Peneliti Berhasil Kembangkan Abu Boiler Sisa Pembakaran Cangkang Sawit Menjadi Bahan Aktif Pemutih Gigi

Rabu, 16 Juli 2025 | 10:22:34 WIB
Cangkang sawit. (foto istimewa)

Jakarta, BGNNEWS.CO.ID - Di balik penampilannya yang hitam dan berdebu, abu boiler yang merupakan sisa pembakaran cangkang sawit ternyata kaya akan kandungan silika, dengan kadar mencapai 27,62 hingga 61,1 persen tergantung lokasi asalnya. 

Inilah fakta dari hasil penelitian tim dari Pekan Riset Sawit (PERISAI) 2024 yang terdiri dari Aniek Sri Handayani, Ratnawati, Athanasia Amanda Septevani, dan Johanes Eko Adi Prasetyanto. Kemudian dilakukan penelitian lanjutan untuk mengubah abu tersebut menjadi bahan bernilai tinggi.

Dari hasil riset tersebut, abu boiler kini menjelma jadi bahan aktif pemutih gigi dalam produk pasta gigi. Inovasi ini bukan sekadar eksperimen iseng, tapi didukung penelitian serius yang membuktikan potensi luar biasa dari limbah kelapa sawit.

Penelitian ini didukung pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), mereka membuktikan bahwa limbah yang selama ini tak dilirik memiliki potensi luar biasa. Dengan partikel berukuran 20 hingga 50 nanometer dan kadar SiO2 mencapai 98,85 persen, nanosilika ini memenuhi standar untuk aplikasi kimia, pangan, bahkan biomedik.

Seperti diketahui, produksi minyak sawit mentah (CPO) di Indonesia menghasilkan sekitar 9,376 juta ton cangkang sawit setiap tahun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3,9 persen berubah menjadi abu ketika digunakan sebagai bahan bakar boiler.

Salah satu terobosan paling menarik adalah uji coba nanosilika ini dalam produk pasta gigi. Hasilnya bikin tercengang. Silika nanopartikel dari cangkang sawit terbukti memiliki daya abrasif yang cukup kuat untuk membersihkan noda pada permukaan gigi.

Pasta gigi yang dikembangkan tidak hanya menunjukkan efektivitas dalam membersihkan, tapi juga telah lolos standar mutu nasional dengan sertifikat resmi dari lembaga pengujian. 

Menariknya lagi, hasil uji laboratorium menyatakan bahwa produk ini aman digunakan karena bebas dari logam berat seperti arsen, merkuri, timbal, dan kadmium, serta tidak mengandung mikroba patogen yang berbahaya.

Tak berhenti sampai di situ, nanosilika dari limbah sawit ini juga mulai diuji untuk aplikasi lain seperti sunscreen, dental implant, dan dental block. 

Meskipun untuk aplikasi biomedik tingkat lanjut seperti sistem penghantar obat (DDS) masih membutuhkan kemurnian lebih tinggi hingga 99,98 persen, namun langkah awal ini sudah sangat menjanjikan. (jdi/els)

Tags

Terkini