PTPN IV Bangun Pembangkit Biogas Sawit Pertama dengan Teknologi Muktahir di Riau

Rabu, 09 Juli 2025 | 08:05:08 WIB
Kawasan pabrik kelapa sawit (PKS) Sei Garo PTPN IV Regional III yang terletak di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. (Dok PTPN IV PalmCo)

Riau, BGNNEWS.CO.ID - PTPN IV Regional III yang beroperasi di Riau melanjutkan pembangunan pembangkit tenaga biogas melalui pengolahan limbah cair sawit atau palm oil mill effluent (POME). Kegiatan ini bekerja sama dengan perusahaan teknologi asal Jepang, Aiken Kakoki.

''Pembangunan pembangkit tenaga biogas (PTBg) co-firing yang sejalan dengan komitmen penguatan program pemanfaatan energi baru terbarukan tersebut berlangsung di kawasan pabrik kelapa sawit (PKS) Sei Garo, Kabupaten Kampar, Riau,'' kata Region Head PTPN IV Regional III, Ahmad Gusmar Harahap

''Insya Allah, PTBg co-firing hasil kolaborasi PTPN IV dengan Aiken Jepang ini ditargetkan dapat melakukan commisioning atau performance test pada akhir tahun ini,'' sambungnya.

PTPN IV PalmCo bersama dengan Aiken yang merupakan perusahaan teknologi asal Jepang tersebut memulai kerjasama sejak akhir 2023 lalu. Kemudian, kerja sama itu diimplementasikan dengan melalui beragam tahapan mulai dari detail perencanaan, bidding atau penawaran, procurement dan manufacturing, inspeksi, dan pembersihan.

Usai seluruh tahapan tersebut rampung dilaksanakan, saat ini proses terus berlanjut dengan memasuki tahapan enviromental permission serta construction permission.

''Setelah izin lingkungan dan pembangunan dilewati, yang Insya Allah kita targetkan Oktober mendatang, maka dapat kita lanjutkan ke tahapan-tahapan selanjutnya, baik konstruksi, instalasi peralatan, dan input benih granular sludge,'' ujarnya.

Pembangunan PTBg co-firing ini sendiri memang diketahui menggunakan teknologi mutakhir yakni teknologi Expanded Granular Sludge Beg (EGSB) yang diklaim lebih efektif dan efisien untuk menghasilkan gas metana sebagai sumber energi baru terbarukan (EBT).

Pembangunan PTBg yang bersumber dari pendanaan Badan Kerja Sama Internasional Jepang atau lebih dikenal dengan nama JICA (Japan International Cooperation Agency) itu diproyeksi memiliki kapasitas minimum pengolahan POME sebesar 150 meter kubik perhari. Sesuai rencana, kerjasama itu bersamaan dengan aktivitas riset AIKEN selama dua tahun.

"Ini adalah kesempatan emas bagi kami untuk terlibat aktif dalam pengembangan EBT menggunakan teknologi Expanded Granular Sludgebeg (EGSB) ini. Kami mendapat informasi bahwa penerapan teknologi ini merupakan yang pertama di dunia," ujarnya.

EGSB sendiri adalah teknologi pengolahan POME yang memanfaatkan bakteri anaerob granular dan merupakan teknologi yang digunakan untuk reaktor EGS. Dalam teknologi tersebut, selain memanfaatkan gas metana yang dilepaskan limbah sebagai sumber energi, juga menghasilkan dehydrated sludge berupa produk sampingan yang dihasilkan melalui pengolahan POME.

"Produk sampingan itu diklaim memiliki nilai kalori hingga 5.110 kalori. Nilai itu bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan batu-bara yang rata-rata berkisar 3.600 sampai 4.200 kalori," tambah Head of PMO PTPN IV Regional III Masrukin.

Untuk itu, Masrukin berharap kerja sama dua negara ini dapat berjalan dengan baik sehingga semangat pemanfaatan energi baru terbarukan di Holding Perkebunan Nusantara dapat kian dimaksimalkan di masa mendatang.

Saat ini PTPN IV Regional III merupakan salah satu entitas yang memanfaatkan EBT melalui pengolahan POME dengan PTBg. Baru-baru ini, salah satu instalasi PTBg co-firing di Lubuk Dalam Kabupaten Siak berhasil meraih Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK).

Sertifikat yang berperan penting dalam memperkuat ekosistem perdagangan karbon nasional tersebut tercatat merupakan yang pertama diraih dalam industri sawit nasional. Sertifikasi ini membuka peluang pendapatan baru dari penjualan kredit karbon sekaligus memperkuat citra perusahaan sebagai pelaku bisnis berkelanjutan. (jdi/sp)

Tags

Terkini