Pekanbaru, BGNNEWS.CO.ID - Kelapa sawit buah pasir yang sering dianggap berkualitas rendah dalam industri perkebunan ternyata memerlukan teknik panen khusus untuk memaksimalkan hasil dan menjaga produktivitas tanaman.
Hal ini diungkapkan Agronom Universitas Islam Riau (UIR), Yusuf SP, dalam keterangannya kepada BGNNEWS.CO.ID, Minggu (6/7/2025). Ditambahkan Yusuf, kelapa sawit buah pasir memiliki karakteristik unik dengan tekstur yang lebih berpasir dan kasar dibandingkan jenis kelapa sawit lainnya.
''Meskipun kandungan minyaknya lebih rendah dan kurang efisien untuk produksi minyak sawit, buah pasir tetap memiliki nilai ekonomis jika dipanen dengan teknik yang benar,'' jelasnya.
Ahli pertanian ini menekankan pentingnya penentuan kematangan buah sebagai langkah awal yang krusial. ''Petani harus memilih buah sawit yang sudah matang dengan tanda-tanda khusus seperti adanya buah pasir kecil yang jatuh di sekitar tandan, warna buah berubah menjadi merah oranye cerah, dan buah mulai longgar dari tandan,'' ujarnya.
Dalam aspek teknis panen, Yusuf merekomendasikan penggunaan alat panen yang tepat seperti egrek atau dodos yang harus selalu dalam kondisi tajam dan baik. ''Teknik pemotongan yang benar adalah memotong tandan pada pangkal pelepah daun, tidak terlalu tinggi agar tandan tidak banyak terjatuh dan buah tidak tersebar,'' tambahnya.
Mengenai penanganan pasca panen, narasumber menekankan pentingnya menjaga kualitas buah dengan mengumpulkan tandan di tempat yang bersih dan tidak berlumpur. ''Proses pengangkutan dari kebun ke tempat pengumpulan harus dilakukan dengan cepat menggunakan wadah bersih untuk menghindari fermentasi atau pembusukan buah,'' jelasnya.
Yusuf juga menyoroti pentingnya pemeliharaan kebun secara rutin melalui pemangkasan daun tua, pembersihan gulma, dan pemupukan teratur. ''Hal ini penting untuk memastikan tanaman tetap sehat dan produktif dalam jangka panjang,'' tegasnya.
Dengan menerapkan teknik panen yang tepat ini, diharapkan petani dapat memaksimalkan hasil panen kelapa sawit buah pasir sekaligus menjaga keberlanjutan produktivitas perkebunan mereka. (Ade)