Tiga Hama Paling Ganas, Bisa Mengancam Produksi Sawit Nasional, Apa Saja!

Senin, 16 Juni 2025 | 19:24:52 WIB
Perkebunan kelapa sawit. (Foto istimewa)

Pekanbaru, BGNNEWS.CO.ID - Industri kelapa sawit Indonesia yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional kini menghadapi ancaman serius dari serangan hama destruktif. Tiga jenis hama utama telah mengakibatkan penurunan produksi hingga 50-70 persen di beberapa perkebunan dalam lima tahun terakhir.

Menurut Yusuf .P, Agronom dari Universitas Islam Riau, tiga hama paling berbahaya yang menjadi momok bagi petani sawit adalah Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros), Ulat Kantong (Metisa plana), dan Penggerek Tandan Buah (Tirathaba mundella).

"Ketiga hama ini sangat destruktif dan dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar bagi petani sawit. Serangan yang tidak terkendali bisa menghancurkan investasi petani selama bertahun-tahun," kata Yusuf kepada BGNNEWS.CO.ID, Senin (16/6/2025).

1. Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) - Si Perusak Jantung Sawit

Hama pertama yang paling ditakuti adalah Kumbang Tanduk atau Oryctes rhinoceros. Hama ini menyerang dari tanaman muda hingga dewasa dengan cara melubangi pangkal pelepah dan tunas muda.

"Kumbang tanduk sangat berbahaya karena menyerang titik tumbuh tanaman. Pada tanaman muda, serangan ini bisa menyebabkan kematian langsung. Sedangkan pada tanaman dewasa, produktivitas akan turun drastis," jelas Yusuf.

Yang memperparah situasi adalah populasi kumbang tanduk meningkat pesat di area replanting (peremajaan) karena batang sawit yang membusuk menjadi habitat ideal untuk perkembangbiakan hama ini.

2. Ulat Kantong (Metisa plana) - Pemakan Daun Rakus

Hama kedua yang tak kalah ganas adalah Ulat Kantong (Metisa plana dan Mahasena corbetti). Hama ini memiliki ciri khas hidup dalam bangunan menyerupai kantong yang terbuat dari potongan daun tanaman inang.

"Ulat kantong sangat rakus memakan daun kelapa sawit. Dalam serangan berat, hampir seluruh daun bisa habis dimakan, sehingga tanaman tidak bisa melakukan fotosintesis dengan baik," kata Yusuf.

Dampak serangan ulat kantong sangat signifikan terhadap produktivitas karena tanaman kehilangan kemampuan untuk memproduksi makanan melalui proses fotosintesis.

3. Penggerek Tandan Buah (Tirathaba mundella) - Perusak Hasil Panen

Hama ketiga yang paling merugikan adalah Penggerek Tandan Buah (Tirathaba mundella atau T. rufivena). Hama ini secara langsung menyerang hasil panen dengan cara melubangi buah kelapa sawit.

"Hama ini sangat merugikan karena langsung menyerang produk yang akan dipanen. Ngengat betina meletakkan telur pada tandan buah, kemudian larvanya menggerek dan membuat lubang pada buah, menyebabkan fruit set rendah dan kualitas minyak menurun," papar Yusuf.

Serangan hama ini semakin parah pada kondisi sanitasi yang buruk, terutama ketika terdapat tandan busuk dan lahan bergulma.

Menghadapi ancaman ketiga hama ganas ini, Yusuf merekomendasikan penerapan Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) yang menggabungkan berbagai metode pengendalian.

"Petani harus menerapkan sanitasi yang baik, pengendalian biologis menggunakan musuh alami, dan bila perlu menggunakan pestisida yang tepat sasaran. Kunci utamanya adalah deteksi dini dan penanganan cepat," tegasnya.

Untuk kumbang tanduk, dapat digunakan perangkap feromon dan pengendalian biologis dengan jamur Metarhizium anisopliae. Sedangkan untuk ulat kantong, metode injeksi batang terbukti efektif, dan untuk penggerek tandan buah dapat digunakan insektisida biologis yang ramah lingkungan. (Ade)

Terkini