Selain Menawarkan Keunggulan Produktivitas, Benih Sawit juga Harus Memiliki Karakter Spesifikasi Lebih Khusus

Rabu, 28 Mei 2025 | 11:55:39 WIB
Perkebunan sawit. (Foto istimewa)

Jakarta, BGNNEWS.CO.ID - Serangan jamur Ganoderma mengakibatkan populasi pohon sawit berkurang jauh lebih cepat. Serangan Ganoderma Boninense terus meningkat di sentra perkebunan sawit Indonesia.

Penyebaran jamur Ganoderma Boninense ini menjadi ancaman buruk bagi upaya peningkatan produktivitas sawit nasional. Tak hanya di Indonesia, jamur penyebab penyakit busuk pangkal batang telah meluas di negara produsen sawit lain termasuk Asia Tenggara.

Imbasnya, pada 2023, luas perkebunan sawit yang terkena serangan Ganoderma mencapai 170.593 Ha. Jika tidak dikendalikan, ada potensi yield produksi sawit drop sampai 90%.

Ketua Forum Kerjasama Produsen Benih Kelapa Sawit, Dr Dwi Asmono menjelaskan, bahwa sudah terjadi pergeseran riset benih sawit menjadi lebih spesifik seperti moderat Ganoderma dan toleran kekeringan.

''Sekarang ini, benih sawit tidak lagi sebatas menawarkan keunggulan produktivitas tetapi memiliki karakter spesifikasi lebih khusus lagi,'' ujarnya.

Indonesia saat ini telah memiliki 20 produsen benih sawit dengan kapasitas produksi 231 juta kecambah. Produsen benih sawit dalam dua dekade terakhir terus berinovasi untuk mencegah meluasnya dampak buruk serangan Ganoderma.

Dari 20 produsen benih sawit, berdasarkan data yang dimiliki terdapat 7 produsen dengan total 13 varietas moderat Ganoderma. Diantaranya PT Socfin Indonesia, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), PT Tunggal Yunus Estate (Asian Agri), PT ASD-Bakrie Oil Palm Seed Indonesia, PT Dami Mas Sejahtera (Sinar Mas), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, PT Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi (Astra Agro). (jdi/sawitindonesia)

Terkini