Hilirisasi Sawit, PPSBB Minta Pemprov Riau Bangun Pabrik Minyak Goreng

Rabu, 21 Mei 2025 | 13:36:12 WIB
Ketua Umum PPSBB, Harmen Y. (Dok BGNNEWS)

Riau, BGNNEWS.CO.ID - Perkumpulan Petani Sawit Bumi Bertuah (PPSBB) mendorong Pemerintah Provinsi Riau untuk membangun pabrik minyak goreng. Hal ini untuk strategi hilirisasi kelapa sawit yang ada di Riau.

Ketua Umum PPSBB, Harmen Y menyampaikan, bahwa inisiatif ini berpotensi meningkatkan nilai tambah produk sawit sekaligus menstabilkan harga minyak goreng di tingkat konsumen.

''Provinsi Riau dengan luas perkebunan sawit mencapai 3,4 juta hektare memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri hilir sawit,'' kata Harmen kepada BGNNEWS.CO.ID, Rabu (21/5/2025).

Menurut Harmen, selama ini sebagian besar produksi Crude Palm Oil (CPO) Riau masih dijual dalam bentuk mentah ke luar daerah atau diekspor. Akibatnya, nilai tambah ekonomi tidak dinikmati masyarakat lokal, harga Tandan Buah Segar (TBS) di tingkat petani rendah, dan kontrol pemerintah terhadap harga minyak goreng lemah.

''Dengan produksi CPO mencapai 8-9 juta ton per tahun, Riau sangat mampu mendukung operasional beberapa pabrik minyak goreng skala menengah,'' jelas Harmen.

Ia menambahkan, sebuah pabrik minyak goreng skala menengah membutuhkan sekitar 2.400 ton CPO per bulan atau 28.800 ton per tahun. Pabrik-pabrik ini idealnya tersebar di kabupaten sentra sawit seperti Pelalawan, Indragiri Hulu, dan Kampar.

PPSBB mengusulkan agar pabrik dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan skema Public Private Partnership (PPP) untuk pendanaan dan transfer teknologi. Harmen juga menekankan pentingnya kemitraan dengan koperasi petani sawit sebagai pemasok bahan baku.

''Kami sudah melihat bahwa di Kalimantan Utara akan membangun pabrik minyak goreng skala kecil dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah,'' katanya.

Harmen meyakini pembangunan pabrik minyak goreng daerah akan membawa dampak positif, antara lain meningkatkan penyerapan tenaga kerja lokal, menstabilkan harga minyak goreng, mendorong kemandirian pangan, serta memotong rantai distribusi panjang yang selama ini merugikan petani dan konsumen.

''Inilah saatnya Riau mengoptimalkan potensi sawit kita untuk kesejahteraan masyarakat,'' ungkap Harmen. (Ade)

Terkini