Kesuburan Lahan Menurun, Ini yang Dilakukan BRIN Kepada Petani Kakao

Senin, 19 Mei 2025 | 07:42:47 WIB
Petani Kakao. (Foto istimewa)

Madiun, BGNNEWS.CO.ID - Desa Bodag, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur diketahui menjadi salah satu sentra penghasil kakao rakyat di wilayah tersebut.

Namun, sayangnya saat ini para petani kakao di desa tersebut menghadapi sebuah tantangan yang baru dan jarang terjadi: kesuburan lahan perkebunan mereka mengalami penurunan kualitas!

Nah, yang bikin repot lagi, selain persoalan kesuburan lahan, ternyata para petani kakao setempat juga menghadapi problem yang enggak kalah bikin pusing, yaitu tingginya serangan hama dan penyakit tanaman.

Melihat hal ini, Direktorat Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga, Masyarakat, dan Usaha Mikro Kecil Menengah pada BRIN menyelenggarakan sebuah pelatihan guna mencari solusi untuk menyikapi problem yang dihadapi oleh para petani kakao di Desa Bodag tersebut.

Saking seriusnya problem yang dialami para petani kakao di Desa Bodag itu, BRIN menghadirkan sejumlah pembicara berkompeten, baik dari BRIN sendiri maupun dari luar negeri, untuk tampil dalam pelatihan tersebut.

Mereka di antaranya adalah Analis Kebijakan Ahli Madya BRIN Wihatmoko Waskitoaji, lalu ada pula Peneliti Ahli Utama (PAU) Pusat Riset Mikrobiologi Terapan (PRMT) BRIN Dwi Susilaningsih.

Serta satu pembicara dari luar negeri yang bernama ChungKuang Jow, yang menjadi narasumber dari The Green Division, Faculty of Engineering, Feng Chia University, Taichung, Republik Taiwan.

Dalam pelatihan bertema “Aplikasi Pembenah Tanah Berbasis Mikroba untuk Tanaman Kakao dan Penanggulangan Hama dan Penyakit Kakao” itu, peneliti dari BRIN menyarankan para petani untuk mengambil jalan yang alami untuk mengatasi penurunan kesuburan lahan perkebunan kakao milik rakyat Desa Bodag.

''BRIN berharap petani kakao di Madiun dapat mengoptimalkan peran mikroba tanah untuk memulihkan kesuburan secara alami,'' ungkap Wihatmoko Waskitoaji saat berbicara dalam pelatihan yang diselenggarakan belum lama ini.

Cara-cara alami juga dia sarankan kepada para petani untuk menerapkan teknik pengendalian hama berbasis hayati yang lebih sehat dan ramah lingkungan ke tanaman kakao yang ada.

''Kami juga menyarankan agar para petani kakao di Desa Bodag ini menumbuhkan kemandirian teknologi tani berbasis riset dan inovasi,'' ucap Wihatmoko Waskitoaji lebih lanjut.

Wihatmoko mengatakan, kegiatan ini menjadi bagian upaya penguatan ketahanan ekonomi lokal melalui transfer teknologi berbasis ilmu pengetahuan.

''Kegiatan ini juga menjadi cermin dari pendekatan BRIN dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan,'' tegas Wihatmoko Waskitoaji. (jdi/mediaperkebunan)

Terkini

DPRD Riau Minta Manejemen PT SSL Kooperatif

Jumat, 12 September 2025 | 13:42:30 WIB

66 Pejabat Kampar Resmi Dilantik Bupati, Ini Daftar Namanya

Jumat, 12 September 2025 | 12:06:45 WIB

Anggota Legislator Asal Riau Siap Wujudkan DIR

Jumat, 12 September 2025 | 08:34:31 WIB