Digitalisasi dan Teknologi Kunci Utama Ketahanan Industri Sawit

Kamis, 08 Mei 2025 | 08:03:52 WIB
Ilustrasi teknologi dan digitalisasi sawit. (Foto ist)

Jakarta, BGNNEWS.CO.ID - Sawit merupakan komoditas strategis nasional yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia. Dalam lima tahun terakhir (2020–2024), industri ini menunjukkan ketahanan dan adaptasi yang luar biasa. Saat ini, luas areal sawit nasional mencapai 16,83 juta hektar dengan produktivitas rata-rata nasional 3,6 ton CPO/ha/tahun.

''Menurut data BPS, produksi Crude Palm Oil (CPO) sebesar 45,5 juta ton dan Palm Kernel Oil (PKO) sebesar 4,7 juta ton. Volume ekspor menembus 30 juta ton dengan devisa lebih dari USD28 miliar atau setara Rp440 triliun, menjadikan sawit sebagai penyumbang devisa terbesar sektor perkebunan,'' kata Kepala Pusat Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri saat acara Simposium Mekanisasi, Digitalisasi, Teknologi Industri Sawit di Indonesia dan Malaysia (HASI 2025) di Jakarta, Rabu (7/5/2025).

Meski demikian, Kuntoro mengungkap, industri sawit juga menghadapi tantangan besar yaitu perubahan iklim, isu lingkungan dan sosial, serangan hama dan penyakit, teristimewa penyakit Busuk Pangkal Batang yang disebabkan oleh cendawan Ganoderma boninense, yang dapat menyebabkan kerugian hingga 50% di beberapa sentra produksi.

Menurutnya, berbagai teknologi pengendalian ganoderma telah dikembangkan, mulai dari penggunaan agen hayati (Trichoderma sp.), sistem monitoring digital berbasis kecerdasan buatan, hingga pengembangan varietas moderat tahan ganoderma melalui bioteknologi.

''Ini membuktikan bahwa pendekatan agromodern adalah kunci keberlanjutan industri sawit. Kementerian Pertanian telah memperkuat pengembangan teknologi tersebut,'' jelasnya.

Kuntoro mengatakan pihaknya dalam hal ini BRMP saat ini, mengelola lebih dari 200 aksesi plasma nutfah kelapa sawit di Kebun Sitiung, Dharmasraya – Sumatera Barat. Plasma tersebut hasil dari eksplorasi dari Kamerun dan Angola, sebagai sumber penting untuk perakitan terbaru varietas unggul sawit dengan hasil tinggi, tahan hama penyakit, dan adaptif terhadap perubahan iklim.

''Peluang perakitan berkelanjutan difokuskan pada varietas unggul baru sawit yang produktif dan ramah lingkungan, seperti sawit beremisi karbon rendah dan pemanfaatan limbah,'' ucapnya. (jdi/sawitindonesia)

Terkini