RIAU, BGNNEWS.CO.ID - Dengan potensi yang begitu besar, negara-negara ini dapat memanfaatkan energi panas bumi untuk berbagai kebutuhan listrik. Termasuk Indonesia, lalu negara mana saja yang memiliki kesempatan untuk mengelola energi ini?
Menurut catatan Local Governments for Sustainability, energi panas bumi di kedalaman sekitar 10.000 meter bisa 50.000 kali lebih besar daripada total energi yang dihasilkan dari minyak dan gas bumi di seluruh dunia.
Menurut berbagai sumber, seperti Thinkgeoenergy dan Statista, negara-negara ini telah berhasil memanfaatkan energi tersebut untuk memenuhi kebutuhan listrik warganya.
Berikut adalah negara-negara yang memiliki potensi energi pembangkit listrik panas bumi terbesar di dunia:
1. Amerika Serikat
Amerika menjadi negara dengan pemanfaatan energi panas bumi terbesar di dunia.
Berdasarkan data dari Thinkgeoenergy pada tahun 2022, total kapasitas pembangkit listrik panas bumi di Amerika Serikat mencapai 3.794 MW.
Dengan angka tersebut menunjukkan betapa seriusnya Amerika dalam mengembangkan energi ramah lingkungan ini.
2. Filipina
Di kawasan Asia Tenggara, Filipina menjadi salah satu pemain utama. Menurut Statista, kapasitas pembangkit panas bumi di negara Filipina mencapai 1.930 MW pada tahun 2021.
Selain itu, negara ini juga memiliki salah satu PLTP terbesar di dunia, yang memperkuat posisinya sebagai produsen listrik panas bumi kedua terbesar di dunia.
3. Turki
Turki juga tidak ketinggalan. Berdasarkan sumber yang sama, Thinkgeoenergy, negara ini menempati posisi ketiga secara global, dengan kapasitas mencapai 1.691,4 MW.
Pembangkit listrik panas bumi di Turki tersebar di enam provinsi di wilayah Aegean, yang memang dikenal aktif secara geologi.
4. Selandia Baru
Selandia Baru memang terkenal dengan alamnya yang luar biasa, namun negara ini juga cukup serius dalam hal energi terbarukan.
Dengan kapasitas panas bumi sebesar 1.037 MW, Selandia Baru menjadi salah satu pemimpin global dalam pemanfaatan energi panas bumi.
5. Indonesia
Indonesia juga memiliki potensi energi panas bumi yang sangat besar, karena terletak di kawasan Cincin Api Pasifik.
Salah satu proyek awal yang memanfaatkan potensi panas bumi ini, adalah PLTP Kamojang, yang terletak di kawasan Gunung Guntur, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
PLTP ini mulai beroperasi pada tahun 1982 dan menjadi pembangkit panas bumi pertama di Indonesia.
Awal PLTP Kamojang hanya memiliki satu unit dengan kapasitas 30 MW, namun kini telah berkembang menjadi tiga unit dengan total kapasitas 140 MW.
Saat ini, PLTP Kamojang dikelola oleh PT Indonesia Power, anak usaha dari PLN, melalui unit khusus bernama Kamojang Power Generation O&M Service Unit (POMU).
Hingga tahun 2019, tingkat kesiapan operasional pembangkit ini (dikenal sebagai EAF) mencapai 96.44%.
Salah satu keunggulan energi panas bumi adalah keberlanjutannya, asalkan Anda bisa menjaga lingkungan di sekitarnya dengan sangat baik.
Berbeda dengan minyak dan batu bara yang bisa habis, panas bumi bisa terus diambil selama siklus alaminya tidak terganggu. Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan, Indonesia Power menjalankan program CSR yang tidak hanya menyentuh isu ekologi, tapi juga memberdayakan masyarakat.
Salah satunya adalah program penanaman dan budidaya kopi pelag di kaki Gunung Papandayan.
Budidaya kopi ini bukan hanya menjadi penyangga tanah untuk mencegah longsor, tapi juga membantu menjaga ketersediaan air di kawasan hulu.
PLTP Lain yang Dikelola di Indonesia
Selain PLTP Kamojang, Indonesia Power juga mengelola beberapa pembangkit panas bumi lainnya dengan total kapasitas sekitar 375 MW.
Berikut beberapa PLTP lainnya:
1. PLTP Darajat, Garut: Kapasitas 55 MW
2. PLTP Gunung Salak, Bogor: Tiga unit dengan total 180 MW
3. PLTP Ulumbu, Nusa Tenggara Timur: Kapasitas 10 MW. (jdi/inilah)