Harga PK Naik, Sementara CPO Mitra Plasma Sumut Turun Periode 16-22 April 2025

Kamis, 17 April 2025 | 14:48:24 WIB
Minyak sawit mentah. (Foto Istimewa)

MEDAN, BGNNEWS.CO.ID -  Ada perbedaan nasib antara harga penjualan inti sawit atau palm kernel (PK) bila dibandingkan dengan harga penjualan minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) produksi para petani sawit mitra plasma di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) untuk penetapan harga periode 16-22 April 2025 ini.

Dengan demikian, merujuk pada pengumuman resmi pihak Bidang Promosi dan Pemasaran Hasil Perkebunan (PPHP) Dinas Perkebunan dan Pertenakan (Disbunnak) Sumut, situasi yang serba berkebalikan tersebut sudah berlangsung selama tiga pekan terakhir.

Tentu penetapan harga PK dan CPO mitra plasma yang dilakukan pihak Kelompok Kerja (Pokja) Teknis Tim Rumus Harga Pembelian TBS Kelapa Sawit Produksi Pekebun Provinsi Sumut itu sudah melalui perhitungan yang matang dengan berbasiskan kondisi di pasar domestik dan global.

Mungkin perbedaan nasib antara harga PK dan CPO di atas yang membuat harga pembelian tandan buah segar (TBS) produksi petani kelapa sawit mitra plasma Sumut turun tidak terlalu dalam selama 3 periode perhitungan terakhir.

Termasuk untuk periode sepekan ke depan yang rata-rata turun paling sedikit Rp 23,03 per Kg untuk harga TBS dari usia tanam 3 tahun, dan turun sebanyak Rp 28,97 untuk tahun tanam premium, yaitu 10-20 tahun.

Kenaikan harga PK dan penurunan harga CPO di pasar domestik dan global tersebut mampu membuat harga pembelian TBS mitra plasma Sumut mayoritas bertahan di atas Rp 3.100 per Kg, kecuali untuk TBS dari usia tanam 3 tahun yang melemeha ke level Rp 2.800-an per Kg.

Berikut ini harga CPO per Kg produksi mitra plasma Provinsi Sumut periode 16-22 April 2025:

CPO : Rp 14.403,52

PK : Rp 13.793,10

Indeks K : 93,51 persen

Periode 10-15 April 2025

CPO: Rp 14.572,37

PK: Rp 13.659

Indeks K: 93,51 persen

Periode 26 Maret – 9 April 2O25:

CPO : Rp 14.818,24 (sebelumnya Rp 14.956,78)

PK : Rp 13.539,43 (sebelumnya Rp 13.205,63)

Indeks K : 92,80 persen. (jun/mediaperkebunan)

 

Terkini