RIAU, BGNNEW.CO.ID - Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur konsumsi yang banyak digemari masyarakat karena rasanya enak, teksturnya kenyal, dan kandungan gizinya juga tinggi.
Perlu diketahui, budidaya jamur tiram memiliki potensi keuntungan besar! Namun, Anda harus memahami teknik yang tetap.
Jamur tiram tidak hanya cocok untuk dikonsumsi sendiri, tapi juga memiliki nilai ekonomi tinggi, sehingga bisa menjadi peluang usaha yang menjanjikan.
Bagi Anda yang baru ingin memulai budidaya jamur tiram, memahami cara budidayanya sejak awal sangat penting.
Meskipun terlihat sederhana, setiap tahap perlu dilakukan dengan benar agar hasil panennya optimal.
Panduan Cara Budidaya Jamur Tiram untuk Pemula
Berdasarkan buku Teknik Budidaya Jamur Tiram oleh Khusnul (2019), jamur tiram termasuk ke dalam jenis jamur kayu.
Artinya, jamur ini tumbuh dengan baik pada media tanam yang berbahan dasar kayu, seperti serbuk gergaji.
Menariknya, budidaya jamur tiram tidak memerlukan lahan luas atau peralatan mahal. Anda bahkan bisa memulainya di rumah dengan modal yang terjangkau.
Berikut adalah panduan budidaya jamur tiram yang cocok untuk pemula:
1. Menyiapkan Media Tanam
Media tanam adalah tempat di mana jamur akan tumbuh. Sebagai jamur yang masuk dalam kategori jamur kayu, umumnya, media tanam untuk jamur tiram bisa Anda buat dari serbuk gergaji kayu keras, seperti jati, mahoni, atau sengon.
Pastikan serbuk gergaji dalam keadaan bersih yang Anda gunakan sebagai media tanam, tidak tercampur tanah, jamur lain, atau serangga.
Jika ragu, Anda bisa mencucinya terlebih dahulu dengan air bersih, kemudian jemur hingga kering di bawah sinar matahari.
2. Fermentasi Media Tanam
Setelah media tanam siap, campurkan dengan bahan tambahan, yaitu dedak dan kapur.
Campuran ini harus Anda aduk hingga merata. Setelah itu tambahkan air sedikit demi sedikit sampai tingkat kelembapan mencapai sekitar 65% hingga 70%.
Setelah tercampur dengan baik, tutup media tanam dengan menggunakan plastik atau terpal selama 1–2 hari.
Proses ini bertujuan untuk memfermentasi atau mengomposkan media tanam, sehingga siap digunakan untuk menanam jamur tiram.
3. Sterilisasi Media Tanam
Tahap selanjutnya adalah sterilisasi media tanam, yaitu proses untuk membunuh bakteri atau jamur lain yang bisa mengganggu proses budidaya jamur tiram.
Sterilisasi dapat Anda lakukan dengan merebus atau mengukus media tanam selama beberapa jam.
Setelah sekitar 2-3 jam, dinginkan media tanam tersebut sampai suhunya turun ke sekitar 30°C agar tidak merusak bibit jamur saat ditanam.
4. Membuat Baglog
Baglog adalah kantong plastik khusus yang diisi dengan media tanam jamur tiram.
Plastik yang umum digunakan untuk membuat baglog berukuran sekitar 20 x 40 cm.
Isikan media ke dalam plastik, lalu padatkan hingga tidak ada rongga udara di dalamnya.
5. Menanam Bibit Jamur
Bibit jamur tiram berbentuk butiran putih yang mengandung miselium, yaitu bagian utama dari jamur yang akan tumbuh menjadi tubuh buah.
Untuk mendapatkan bibit jamur tiram berkualitas, Anda bisa membeli bibit di toko pertanian atau petani jamur terpercaya.
Pilih bibit berkualitas yang sehat, tidak berbau, dan masih segar.
Proses penanaman bibit, atau yang disebut inokulasi, harus dilakukan di ruangan yang bersih agar bibit tidak terkontaminasi.
6. Inkubasi Baglog
Setelah bibit ditanam, baglog harus Anda simpan di ruangan gelap, sejuk, dan lembap. Suhu ruangan ideal untuk inkubasi adalah 25–30°C, dengan kelembapan antara 80–90%.
Proses ini disebut inkubasi, di mana miselium akan menyebar ke seluruh media di dalam baglog.
7. Pertumbuhan Jamur
Setelah miselium menyebar merata, baglog bisa Anda pindahkan ke ruangan yang terang, namun tetap sejuk.
Di sinilah jamur tiram mulai tumbuh dan membentuk tubuh buah.
Untuk membuat proses pertumbuhan jamur lebih optimal, atur suhu ruangan ideal untuk, yaitu sekitar 20–25°C, dengan kelembapan tetap tinggi.
Selain itu, pastikan ruangan tersebut juga memiliki ventilasi yang baik agar udara tetap segar. (jun/inilah)