BOGOR, BGNNEWS.CO.ID - Hilirisasi industri sawit diarahkan untuk menumbuhkan industri pada 5 jalur yaitu minyak goreng sawit, oleofood, oleokimia, fitofarmaka dan biomassa/biomaterial.
Hal ini ditegaskan Direktur Industri Kemurgi, Oleokimia dan Pakan, Ditjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, Lila Haryah Bachtiar. Ditambahkannya, dalam jangka pendek hilirisasi diarahkan untuk memberikan nilai tambah sawit sebagai bahan baku fitofarmaka/suplemen kesehatan Vit A dan Vit E dan gliserin oleokimia.
Kebun sawit Indonesia memiliki potensi besar penghasil vitamin A, vitamin E dan berbagai senyata bioaktif (fitonutrien) yang dapat mencegah stunting. Industri karoten dan tokoferol sebagai penghasil vitamin A dan vitamin E belum tersedia di Indonesia tetapi nilai impornya cukup tinggi sehingga berpotensi industrinya dikembangkan di dalam negeri. Pemilihan produk hilir dalam jangka pendek berdasarkan neraca ekspor impor, produk dengan nilai impor tinggi diupayakan hilirisasinya untuk menciptakan nilai tambah sumber daya sawit dalam negeri.
Berdasarkan Perpres Nomor 74/2022 tentang Kebijakan Industri Nasional maka pada tahun 2025-2035 industri prioritas untuk industri pangan adalah industri minyak goreng kelapa sawit dan pangan fungsional berbasis minyak nabati. Sedang industri hulu agro adalah specialty fats (cocoa butter alternative), betakaroten, shortening, margarin, spescialty fat bahan tambahan pangan.
Jalur dan arah pengembangan pangan berbasis sawit adalah produk minyak goreng, margarin, lemak roti, confectionary (pengganti lemak cokelat), bioemulsifier dan sebagainya. Arah pengembangan fitronutrient berbasis sawit (betakaroten, tokoferol, tokotrienol). Target investasi industri minyak sawit menjadi lemak pangan, industri ekstraksi- enkapsul fitonutrient berbasis sawit, industri pakan berbasis bungkil sawit.
Jalur dan arah pengembangan biopackaging, bioplastik, biofiber adalah telah dikembangkan prototipe material baru dari serat sawit sebagai bahan baku alternatif kantong kertas nursery sawit, kulit tiruan, bahan sepatu/sneakers hingga helm anti peluru. Telah dirintis pengolahan tankos menjadi prekusor/bahan baku pembuatan cellulosic bioethanol, biopolimer, bioplastik, hingga bahan baku asam-asam organik bernilai tambah tinggi. Target investasi bahan bakar nabato dan cellulosic material, biofiber dari biomassa (cangkang, tankos dan lain-lain).
Kemenperin pada tahun 2024 ditugaskan oleh Bappenas untuk mengembangkan produk hilir kelapa sawit berbasis betakaroten dan tokoferol. Judul kegiatan tahun anggaran 2025 fasilitasi prototyping Betakaroten dan Tokoferol alami berbasis minyak sawit. Virgin Palm Oil dengan tekstur padat , menyerupai selai di suhu ruang , rasa serta aroma sawit segar justru tidak disukai oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Karena itu dikonsumsi dalam bentuk softgel.
Pengembangan kapsul softgel terdiri dari bagian klinis, meliputi upaya terkait pemenuhan standarisasi sebagai produk farmasi berikut pengujian produk yang dilakukan oleh mitra PMO/Project Management Officer dibawah pengawasan BPOM. Bagian industri meliputi upaya penyediaan bahan baku minyak sawit tinggi betakaroten/tokoferol berikut kesiapan infrastruktur produksi atau litbang yang dihasilkan yang dilakukan oleh PMO. Pelaksana tim kerja Direktorat IKOP sebagai fasilitator PMO dan mitra PMO untuk menghasilkan prototype kapsul soft gel vitamin A/E.
Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro, Kemenperin juga membuat pilot plant fraksionasi tandan kosong kelapa sawit yang menghasilkan glukosa, xylosa dan lignin secara simultan. Ketiga produk ini merupakan prekusor bahan kimia terbarukan yang mampu menggantikan petroleum-based chemical antara lain cellulosic bioethanol, biopolimer, bioplastic sampai dengan produksi asam-asam organik.
Bioplastik yang bahan bakunya dari tandan kosong dan minyak sawit keunggulannya adalah dapat terurai, tahan air dan ramah lingkungan. Produknya berupa membran, plastik material dan kemasan. (jun/mediaperkebunan)