PEKANBARU, BGNNEWS.CO.ID - Tensi politik di Siak semakin meninggi, jelang pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU), yang dijadwalkan berlangsung, 22 Maret 2025.
Terbaru, masih ramai menjadi perbincangan soal dugaan persekusi terhadap Calon Bupati Nomor Urut 2, DR. Afni.
Saat itu ia dikuntit oleh seorang pria saat berbuka puasa di rumah warga, kampung Buantan Besar, Kecamatan Siak, Kamis (13/3/2025).
Pria itu diketahui bernama Darwis, salah seorang tim sukses dari paslon lain. Kejadian itu membuat kampung Buantan Besar heboh dan memanas sepanjang malam.
Perkumpulan Jangkar Merah Putih (JMP) Provinsi Riau, turut mengamati dinamika tersebut. Ia menilai ada ketidakadlian yang diterima Afni.
"Kita minta masyarakat cerdas menyikapi setiap peristiwa yang terjadi. Supaya tidak terjebak dengan hal-hal negatif," ujar Ketua Perkumpulan JMP Provinsi Riau, Andre Yulistio Ade, S.Sos, Sabtu (15/3/2025).
Dikatakan, semua pihak juga diminta menahan diri, untuk tidak melakukan tindakan yang bukan porsinya.
"Kalau memang dicurigai ada sesuatu yang agak lain, laporkan saja ke lembaga terkait, dalam hal ini seperti panwaslu. Bukan dieksekusi sendiri," kata Andre.
Andre juga menyayangkan terjadinya dugaan persekusi tersebut, yang diterima Calon Bupati, Afni. Ia pun menduga, tindakan tersebut ada pesanan dan motif.
"Harus diproses pelakunya tersebut. Mengapa dia berani melakukan tindakan itu. Kita menduga ada yang mendalanginya," tambah Andre.
Dalam kesempatan ini, Andre juga menyoroti ramainya isu tentang dugaan money politik oleh calon tertentu.
"Kalau kedapatan money politik, tangkap dan serahkan kepada pihak berwajib. Biar bisa diproses sesuai ketentuan hukum," tandasnya.
Sementara Kapolsek Siak Kompol Ali Azar dan Ketua Bawaslu Zulfadli Nugraha Tian Putra sudah turun langsung menyikapi peristiwa tersebut.
Dalam pertemuan itu, Afni didampingi sejumlah pendukungnya. Ia menyampaikan rasa tidak adil yang diterimanya selama ini.
"Tolong berilah kami keadilan. Sejak awal saya usulkan, calon jangan ke lokasi PSU. Tapi atas dalih masih berkuasa, Pak Alfedri dan Bang Husni boleh datang sesuka mereka di lokasi PSU, padahal mereka juga calon sama seperti kami, masa jawabannya, dia kan bupati. Kalau begitu saya iya pulak Ketua Muslimat NU," ujar Afni di hadapan Ketua Bawaslu Siak, Jumat (14/03/2025).
Dengan suara lantang Afni mengatakan sangat menghormati institusi Polri dan Bawaslu. Sebagai bentuk rasa hormatnya pula, tak pernah sekalipun ia mendatangi masjid dan musala di lokasi PSU seperti yang rutin dilakukan Alfedri dan Husni.
"Saya cuma datang ke masyarakat, ke rumah relawan dan simpatisan, karena mereka sudah diganggu tawaran politik uang. Apa kami harus diam saja? malah saya bantu kerja KPU dan Bawaslu. Mohon maaf, soal politik uang, justru kami yang menemukan, kerja kami sudah seperti Bawaslu ini," ujar Afni. (bgn/ksi)