Buana Makmur, BGNNEWS.CO.ID - Di tengah suasana pagi yang sejuk dan penuh semangat gotong royong, Balai Kampung Buana Makmur, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak, Riau ramai oleh derap langkah perangkat kampung yang datang. Mereka datang untuk memenuhi undangan Musyawarah Kampung.
Agenda utama hari itu menyusun Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Kampung Tahun 2025, arah baru pembangunan kampung yang ditentukan langsung oleh musyawarah ini.
Kegiatan yang berlangsung pada Senin pagi, 4 Agustus 2025. Kegiatan dimulai pukul 09.00 WIB dan berakhir pada pukul 11.30 WIB, bertempat di Aula Kantor Penghulu Kampung Buana Makmur.
Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Kampung Buana Makmur, perangkat kampung, Badan Permusyawaratan Kampung, Kepala Wilayah Kecamatan, RT/RW, Ibu PKK serta berbagai unsur strategis lainnya termasuk mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) MAs (Muhammadiyah-Aisyiyah) Kelompok 140 dari berbagai PTMA di Indonesia, yang turut hadir dan diperkenalkan secara resmi dalam forum.
Yang membuat musyawarah kali ini berbeda adalah hadirnya mahasiswa KKN MAs Kelompok 140, yang sedang menjalankan program pengabdian di Kampung Buana Makmur. Dalam forum ini, kelompok KKN MAs Kelompok 140 yang sedang melaksanakan pengabdian masyarakat di Kampung Buana Makmur juga turut diperkenalkan secara resmi kepada para peserta musyawarah.
Seluruh mahasiswa memperkenalkan diri, dimana KKN MAs Buana Makmur ada 12 mahasiswa, delapan orang diantaranya dari Univeristas Muhammadiyah Riau, empat lagi dari PTMA diluar Riau yaitu Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Universitas Muhammadiyah Ahmad Dahlan Palembang dan Universitas Muhammadiyah Bengkulu.
Kepala Kampung Buana Makmur, Basari menyampaikan, apresiasi atas kehadiran mahasiswa KKN dalam kegiatan musyawarah. Ia berharap kehadiran para mahasiswa dapat membawa semangat baru dalam program kampung Buana Makmur.
Musyawarah berlangsung dinamis, musyawarah kampung tahun ini membahas berbagai prioritas program pembangunan, termasuk peningkatan infrastruktur salah satunya seperti Drainase. Hasil dari musyawarah ini akan dituangkan ke dalam dokumen resmi RKP Kampung Buana Makmur Tahun 2025, yang selanjutnya akan menjadi acuan pelaksanaan pembangunan selama satu tahun ke depan.
Musyawarah ini bukan hanya menjadi simbol demokrasi lokal, tetapi juga bukti nyata bahwa ketika masyarakat diberi ruang untuk berbicara, arah pembangunan bisa menjadi lebih inklusif, solutif, dan berkelanjutan. (Ton)