Ekonomi Riau Tumbuh 4,59 Persen di Triwulan II 2025, Sektor Nonmigas Kian Menguat

Rabu, 06 Agustus 2025 | 12:27:49 WIB
Kepala BPS Riau, Asep Riyadi. (foto istimewa)

Pekanbaru, BGNNEWS.CO.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat pertumbuhan ekonomi daerah ini sebesar 4,59 persen secara tahunan (year on year/YoY) pada triwulan II tahun 2025. Kinerja positif ini terutama didorong oleh peningkatan aktivitas di sektor jasa serta melonjaknya angka ekspor ke luar negeri.

Kepala BPS Riau, Asep Riyadi menyampaikan, bahwa nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Riau pada periode ini mencapai Rp293,05 triliun atas dasar harga berlaku. Sementara jika dihitung menggunakan harga konstan 2010, tercatat sebesar Rp147,55 triliun.

''Jika dilihat dari sisi produksi, lapangan usaha yang mencatat pertumbuhan tertinggi adalah Jasa Lainnya, yakni sebesar 9,37 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, ekspor luar negeri mengalami lonjakan tertinggi hingga 12,77 persen,'' kata Asep, Selasa (5/8/2025).

Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan juga menjadi salah satu penyumbang signifikan, mencatat pertumbuhan hingga 24,32 persen. Hal ini berkaitan erat dengan meningkatnya aktivitas logistik yang mendukung distribusi dan ekspor antarwilayah. Di sisi lain, konsumsi pemerintah (PK-P) juga turut memberikan kontribusi dengan pertumbuhan sebesar 8,37 persen.

Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Riau sepanjang semester I tahun 2025 mencapai 4,62 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dari sisi produksi, sektor Jasa Pendidikan tumbuh paling tinggi dengan capaian 9,54 persen. Sedangkan di sisi pengeluaran, ekspor luar negeri kembali mencatat kontribusi tertinggi dengan angka 13,87 persen.

Menariknya, bila sektor migas tidak dihitung, ekonomi Riau justru tumbuh lebih tinggi lagi pada triwulan II-2025, yakni sebesar 5,06 persen. Angka ini meningkat dibanding pertumbuhan nonmigas pada periode yang sama di tahun 2024 yang berada di angka 4,61 persen.

“Data ini menunjukkan bahwa perekonomian Riau mulai bergeser dari ketergantungan terhadap sektor migas. Penguatan di sektor nonmigas merupakan sinyal positif untuk keberlanjutan ekonomi jangka panjang,” ungkap Asep. (Ade)

Terkini