Batik Sawit Curi Perhatian di GBN 2025

Senin, 04 Agustus 2025 | 07:17:18 WIB
Menperin Agus Gumiwang melihat produk batik sawit di GBN 2025. (foto istimewa)

Jakarta,BGNNEWS.CO.ID - Batik kini menjelma menjadi gaya hidup modern yang berakar kuat pada budaya, namun juga selaras dengan semangat zaman, terutama soal keberlanjutan.

Dalam Gelar Batik Nusantara (GBN) 2025, Jumat lalu di Pasaraya Blok M, Jakarta, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memperkenalkan inovasi baru yang mencuri perhatian yakni batik sawit.

Batik sawit adalah bentuk pembaruan dari teknik membatik, di mana malam lilin untuk menutup bagian kain agar tidak terkena warna, diganti dengan bahan dasar stearin dari minyak sawit berkelanjutan, menggantikan parafin berbasis fosil.

Langkah ini dinilai ramah lingkungan sekaligus menjawab keresahan generasi muda, khususnya Generasi Z, yang kini makin selektif dalam memilih produk berwawasan lingkungan.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, GBN bukan hanya pameran, tapi gerakan besar untuk membangkitkan kecintaan pada batik nasional.

''Batik bukan hal kuno, ini berkelas, modern, dan punya potensi menjadi industri jangka panjang,'' ujarnya. Ia juga menekankan bahwa batik harus bisa menyesuaikan diri dengan selera dan nilai-nilai generasi masa kini.

Batik tak hanya dipamerkan dalam bentuk kain, tapi juga lewat diskusi interaktif, lokakarya kreatif, dan fashion show bertema “Tradisi Menjawab Tren”. Salah satu sesi yang paling banyak dibicarakan adalah talkshow "Mengenal Batik Sawit Ramah Lingkungan" yang mengulas potensi sawit berkelanjutan dalam industri wastra Nusantara.

Kolaborasi antara Kemenperin dan Yayasan Batik Indonesia (YBI) melalui Ditjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) juga memperkuat arah batik sebagai bagian dari gaya hidup urban. Upaya ini dilakukan melalui edukasi publik, efisiensi produksi, dan mendorong lahirnya desain-desain batik yang lebih sesuai dengan selera Gen Z, unik, bernilai sosial, dan tetap otentik.

Saat ini, industri batik tersebar di 11 provinsi dengan hampir 6.000 unit usaha dan sekitar 200 sentra IKM. Namun, pasca pandemi, sektor ini menghadapi tantangan berat dalam regenerasi perajin.

Maka, inovasi seperti batik sawit diharapkan dapat membuka pasar baru, sekaligus menarik minat anak muda untuk terjun ke dunia batik, bukan hanya sebagai konsumen, tapi juga pelaku industri kreatif.

Yang menarik, Batik Merawit asal Cirebon ditetapkan sebagai ikon Hari Batik Nasional 2025, menandakan pengakuan terhadap batik-batik lokal yang terus berinovasi. Pesan utama dari seluruh rangkaian GBN 2025 jelas: batik bukan masa lalu. Ia adalah masa kini, bahkan masa depan jika dikelola dengan bijak dan penuh semangat kolaboratif. (jdi/els)

Terkini

Dongkrak PAD, Kepala UPT Bapenda Perlu Diasesmen

Jumat, 24 Oktober 2025 | 09:15:06 WIB

Satu Keluarga yang Diduga Mengemis Diamankan Dinsos

Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:42:15 WIB

Diduga Satu Keluarga Viral Karena Mengemis

Kamis, 23 Oktober 2025 | 19:11:00 WIB