Jakarta, BGNNEWS.CO.ID - Agar tanaman tumbuh maksimal, dibutuhkan kecukupan unsur hara, terutama kalium (K). Unsur ini memainkan peran penting dalam menjaga tekanan osmotik sel, mengatur distribusi hasil fotosintesis, dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap stres lingkungan.
Nah, pemupukan sawit juga bukan hanya bertujuan menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang bernilai ekonomi tinggi, tapi juga bagaimana agar tanaman tumbuh dengan baik dan sehat sesuai umurnya.
Menurut Head of Research dari Sulung Research Station (SRS), Dr Fizrul Indra Lubis, defisiensi unsur kalium menjadi salah satu persoalan umum yang sering ditemui di lapangan.
Gejalanya paling terlihat pada daun-daun tua sawit, di mana awalnya daun akan tampak menguning (klorosis) dari bagian ujung dan tepi, kemudian berubah menjadi cokelat hingga hitam (nekrosis).
Daun yang terserang tampak kering di tepi, mudah patah, dan memberi kesan seperti terbakar. Selain itu, pelepah menjadi lebih pendek, kaku, dan menggantung ke bawah, membuat tajuk pohon tampak tidak seimbang dan kurang rimbun.
''Jika dibiarkan, defisiensi kalium akan menghambat pertumbuhan tanaman, mengganggu pembentukan bunga dan buah, serta menyebabkan penurunan produksi TBS secara signifikan,'' jelasnya dalam keterangannya dikutip Kamis (24/7/2025).
Tak hanya itu, tanaman juga menjadi lebih rentan diserang penyakit seperti busuk pelepah dan hama seperti ulat daun. Itulah sebabnya pengamatan rutin terhadap kondisi daun tua menjadi langkah penting dalam mendeteksi gejala awal kekurangan kalium.
''Pemupukan yang tepat waktu dan sesuai dosis adalah kunci pencegahan. Pupuk kalium seperti Muriate of Potash (MOP) bisa diberikan dengan memperhatikan hasil analisis tanah serta kebutuhan spesifik tanaman,'' sebutnya.
Namun, yang tak kalah penting adalah pemupukan berimbang dengan unsur hara lainnya. Tanah yang sehat dan unsur hara yang proporsional akan menciptakan kondisi ideal bagi tanaman untuk tumbuh optimal dan tahan terhadap gangguan lingkungan. (jdi/els)