Pekanbaru, BGNNEWS.CO.ID - Elsyi Aidillia Fitri, mahasiswi Jurusan Usaha Perjalanan Wisata, Universitas Riau berhasil meraih gelar Runner-Up 3 dalam ajang Duta Pariwisata Riau 2025, Sosok muda inipun berhasil mengharumkan Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) ke panggung pariwisata provinsi.
Elsyi mengaku bangga menjadi finalis sekaligus pemenang serta bisa mewakili tanah kelahirannya dalam ajang yang bertujuan mempromosikan potensi wisata dan budaya Riau. Baginya, menyandang gelar Duta Pariwisata bukan sekadar prestise, melainkan tanggung jawab untuk membawa dampak positif bagi daerahnya.
''Dari jurusan yang saya ambil, saya belajar tentang bagaimana mengelola destinasi, promosi wisata, serta pentingnya pengalaman berbasis budaya dan kearifan lokal,'' ujar Elsyi.
Aktif di organisasi dan kegiatan promosi daerah sejak masa kuliah, Elsyi menyadari pentingnya peran generasi muda dalam pengembangan pariwisata. Visi besarnya adalah menjadi representasi anak muda yang berbudaya, berdaya, dan berkontribusi nyata dalam pembangunan pariwisata yang berkelanjutan.
Salah satu langkah awal yang telah ia lakukan adalah mempromosikan Benteng Tujuh Lapis, situs bersejarah di Rokan Hulu yang menyimpan kisah perjuangan masyarakat setempat di masa penjajahan. Elsyi tidak hanya mengunjungi langsung situs tersebut, tapi juga berdialog dengan tokoh adat dan mendokumentasikan nilai sejarahnya.
''Banyak yang belum tahu tentang Benteng Tujuh Lapis. Padahal tempat ini menyimpan kisah luar biasa. Saya ingin memulai gerakan kecil untuk mengangkat kembali sejarah lokal sebagai bagian dari promosi wisata,'' katanya pada BGNNEWS.CO.ID, Rabu (23/7/2025).
Selain Benteng Tujuh Lapis, Elsyi juga menyoroti destinasi potensial lain seperti Rumah Adat Rokan Hulu, Islamic Center Pasir Pengaraian, Air Terjun Martua, dan Menaming. Ia menyebut bahwa semua itu adalah “permata yang belum sepenuhnya bersinar.”
Elsyi berharap adanya dukungan konkret dari pemerintah daerah dalam hal pembangunan fasilitas, aksesibilitas, pelatihan SDM, hingga penguatan branding dan digitalisasi destinasi. Ia juga mengajak masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang ramah dan peduli terhadap kebersihan serta kelestarian lingkungan wisata.
Namun, ia tak menampik adanya tantangan, seperti kurangnya promosi berkelanjutan dan minimnya sinergi antar pihak terkait. ''Banyak destinasi bagus yang tidak dikenal luas karena kurang promosi atau informasi yang terbatas,'' ucapnya.
Sebagai bagian dari generasi muda, Elsyi percaya bahwa anak-anak muda memiliki peran strategis dalam kemajuan pariwisata. Dengan memanfaatkan teknologi, media sosial, dan kreativitas, mereka bisa menjadi agen perubahan sekaligus pencerita lokal yang menginspirasi.
''Peran kita bukan hanya sebagai pengunjung, tapi juga sebagai penggerak, penggagas, dan penyampai cerita. Kalau kita mau bergerak bersama, pariwisata daerah bisa jauh lebih hidup dan berkembang,'' katanya.
Elsyi menutup dengan pesan penuh semangat, “Cintai daerahmu sebagaimana kamu mencintai identitasmu. Mari mulai dari hal sederhana, seperti mengunjungi destinasi lokal, menjaga kebersihannya, dan membagikan cerita positifnya. Karena pada akhirnya, siapa lagi yang akan bangga dengan daerah kita kalau bukan kita sendiri.'' (Ika)