Ulat Kantong Ancam Perkebunan Sawit, Begini Pencegahannya Menurut Ahli...

Ahad, 08 Juni 2025 | 19:17:16 WIB
Ulat Kantong (Metisa Plana) salah satu hama utama di perkebunan sawit. (Foto istimewa)

Riau, BGNNEWS.CO.ID - Serangan hama ulat kantong (Metisa plana) menjadi momok bagi para pekebun kelapa sawit di berbagai daerah. Kondisi ini berpotensi menurunkan produktivitas secara signifikan pada tahun pertama serangan, bahkan bisa mencapai kerugian lebih besar jika tidak ditangani dengan tepat.

Konsultan Perkebunan Sawit, Penthiel Effendi menegaskan, bahwa serangan ulat kantong merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi industri perkebunan kelapa sawit saat ini.

"Ulat kantong termasuk organisme pengganggu tanaman (OPT) yang sangat merugikan karena dapat menyebabkan kerusakan daun yang parah," ujar Effendi, Minggu (8/6/2025).

Ulat kantong menyerang dengan cara memakan daun kelapa sawit secara perlahan, yang akan mengganggu proses fotosintesis tanaman. Ciri-ciri serangan dapat dikenali dari adanya daun yang berlubang-lubang dan tampak seperti kerangka daun, serta ulat yang membuat kantong dari potongan daun yang direkatkan dengan benang sutra.

Effendi merekomendasikan pendekatan pengendalian hama terpadu (PHT) yang menggabungkan berbagai metode.

"Pengendalian tidak bisa hanya mengandalkan satu cara saja. Kita harus mengintegrasikan pengendalian biologis, mekanis, dan kimiawi," jelasnya.

Pengendalian biologis dapat dilakukan dengan memanfaatkan musuh alami seperti parasitoid dan predator, serta penanaman tanaman refugia seperti bunga pukul delapan di sekitar kebun. Sedangkan pengendalian mekanis meliputi pengumpulan dan pemusnahan ulat beserta kantongnya secara manual, sementara pengendalian kimiawi menggunakan teknologi drone atau motor sprayer.

Effendi menekankan pentingnya identifikasi dini dan tindakan pencegahan dibanding pengobatan karena investasi untuk pencegahan jauh lebih murah.

"Dengan penerapan pengendalian hama terpadu dan teknologi modern, diharapkan serangan ulat kantong dapat diminimalisir sehingga produktivitas perkebunan kelapa sawit tetap optimal", pungkasnya. (Ade)

 

 

Terkini