Kalteng, BGNNEWS.CO.ID - Dr Tony Liwang selaku praktisi dari Perkumpulan Praktisi Profesional Perkebunan Indonesia (P3PI) menegaskan pentingnya pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan keberlanjutan di sektor hilir sawit, khususnya dalam proses grading dan operasional pabrik.
Selama ini, proses grading Tandan Buah Segar (TBS) masih banyak dilakukan secara manual dengan metode sampling. Hal ini kerap menimbulkan konflik antara petani dan pabrik akibat perbedaan penilaian kualitas buah.
Petani merasa harga TBS terlalu rendah, sementara pabrik menilai buah yang diterima tidak sesuai standar. Selain itu, tantangan lain seperti rendahnya integritas dan konsistensi tenaga kerja, serta besarnya skala produksi membuat proses grading tidak maksimal.
''Konflik harga bisa diatasi dengan sistem grading berbasis teknologi. Dengan mesin pemindai, tidak ada lagi istilah kata pabrik atau kata petani. Semua bisa diakses secara adil, dapat ditelusuri, dan dipercaya,'' jelas Tony.
Menjawab tantangan tersebut, BRIC mengembangkan BRIC AGATE FFB Grading System, sistem grading buah sawit berbasis kecerdasan buatan (AI) yang mampu mendeteksi kematangan buah dengan tingkat akurasi hingga 98%. Sistem ini tidak hanya mempercepat proses penilaian kualitas buah, tetapi juga memungkinkan monitoring tenaga kerja serta pelacakan vendor pengirim TBS berkualitas baik.
Selain grading, efisiensi proses di dalam pabrik juga menjadi fokus utama. Teknologi BRIC WIMERA Smart POM hadir sebagai solusi digital untuk pabrik kelapa sawit dengan sistem pemantauan real-time terhadap parameter penting seperti tekanan, suhu, putaran mesin (RPM), dan getaran. Semua data dianalisis otomatis untuk mendeteksi anomali dan memberikan wawasan operasional yang berguna.
Tak hanya itu, BRIC juga menghadirkan BRIC IMZ Secure Logistic, sebuah sistem pengelolaan logistik yang memastikan proses distribusi berjalan aman, efisien, dan dapat dilacak secara digital. Sebagai perusahaan yang berfokus pada transformasi digital sektor pertanian dan perkebunan, BRIC menegaskan komitmennya untuk mendorong efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan agribisnis melalui pendekatan berbasis data dan teknologi. (jdi/mediaperkebunan)