Jakarta, BGNNEWS.CO.ID - Tim Penilai Varietas (TPV) Tanaman Perkebunan resmi melepas enam varietas unggul pada Sidang Pelepasan Varietas Tanaman Perkebunan Semester I Tahun 2025z kemarin. Kegiatan ini dalam upaya mendorong peningkatan produktivitas dan keberlanjutan sektor perkebunan nasional.
Ketua TPV Tanaman Perkebunan yang juga menjabat sebagai Direktur Perbenihan Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Ebi Rulianti menjelaskan, enam varietas yang disetujui untuk dilepas meliputi empat varietas kelapa sawit dan dua varietas kakao. Semua varietas ini merupakan hasil seleksi ketat atas usulan dari pelaku usaha di sektor perkebunan.
Empat varietas kelapa sawit yang dilepas berasal dari dua perusahaan berbeda. PT Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi (GSIP) mengusulkan tiga varietas yang menunjukkan ketahanan moderat terhadap penyakit busuk pangkal batang akibat jamur Ganoderma. Sementara itu, PT Socfin Indonesia mengusulkan satu varietas yang menghasilkan jumlah bunga jantan yang melimpah dan sangat berguna di lahan yang mengalami kekurangan bunga jantan.
Dua varietas kakao yang turut dilepas merupakan hasil kolaborasi riset antara PT Mars Symbioscience Indonesia (MSI) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Varietas ini memiliki keunggulan berupa potensi hasil tinggi, kadar lemak yang tinggi, serta adaptasi luas terhadap berbagai kondisi agroklimat.
Ebi Rulianti menegaskan, bahwa pelepasan varietas unggul ini menjadi langkah strategis untuk memperluas pilihan benih bermutu bagi petani. Varietas sawit tahan Ganoderma menjadi solusi untuk lahan endemis penyakit, sedangkan varietas berbunga jantan banyak bisa meningkatkan efisiensi penyerbukan dan hasil produksi. Di sisi lain, varietas kakao yang baru dilepas diharapkan mampu menjadi alternatif andalan bagi petani karena performa dan ketahanannya terhadap lingkungan.
''Dengan adanya varietas kelapa sawit yang memiliki ketahanan terhadap Ganoderma, petani kini memiliki solusi untuk mengatasi tantangan di wilayah yang endemis penyakit tersebut. Sementara varietas dengan bunga jantan melimpah dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas kebun melalui perbaikan sistem penyerbukan,'' jelasnya.
Pihaknya juga menyoroti bahwa pelepasan varietas tidak hanya berfokus pada peningkatan produktivitas, melainkan juga mencakup aspek keberlanjutan, efisiensi usaha tani, serta daya tahan terhadap perubahan iklim dan serangan organisme pengganggu tanaman.
Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, menyambut baik hasil sidang tersebut. Menurutnya, keenam varietas ini telah melalui proses penilaian ilmiah dan transparan serta mampu menjawab kebutuhan nyata petani baik dari sisi ketahanan penyakit maupun produktivitas dan mutu hasil.
Sementara itu, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menyebutkan, bahwa pelepasan enam varietas unggul kelapa sawit dan kakao ini merupakan tonggak penting dalam upaya kita meningkatkan daya saing sektor perkebunan nasional. Varietas-varietas ini tidak hanya memiliki potensi hasil yang tinggi, tetapi juga menawarkan ketahanan terhadap penyakit dan adaptasi yang lebih baik terhadap perubahan iklim. (jdi/mediaperkebunan)