?Pekanbaru, BGNNEWS.CO.ID - Ikatan Pelajar Mahasiswa Kabupaten Bengkalis- Pekanbaru (IPMKB-P) mendesak PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) untuk berperan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat diwilayah kerjanya, terutama dibagian utara atau Duri, Kabupaten Bengkalis.
Hal ini terungkap saat IPMKB-P melakukan langkah audiensi bersama PT PHR, Rabu (7/5/2025). Dari IPMKB-P tampak hadiri Adit Prayoga (ketua), M Dhava (sekretaris), Noval Saputra (Mandau), M Ramadhani (Bathin Solapan), M Alfando (Bathin Solapan) dan Abang Husni (Bandar Laksamana). Rombongan mahasiswa ini disambut hangat oleh perwakilan PT PHR, Hardianto, selaku bagian dari CSR PT PHR dan satu orang asisten serta beberapa rekannya.
?Sejumlah tuntutan disampaikan Ketua IPMKB-P, Aditya Prayoga yang diterima BGNNEWS.CO.ID, Sabtu (10/5/2025) diantaranya, mengevaluasi serta mencopot Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan Ruby Mulyawan selaku penanggung jawab tertinggi di manajemen PT Pertamina Hulu Rokan. Mengganti segala kerugian yang dialami oleh masyarakat secara langsung dari dampak aktivitas kerja perusahaan.
Kemudian, untuk memperbaiki dan mengaspal jalan rusak (Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis). Karena jalan tersebut merupakan wilayah kerja Blok Rokan dan sebagai akses masyarakat dalam beraktivitas. Mengingat jumlah masyarakat yang bermukim di daerah tersebut kurang lebih ada 1000 KK.
Bilamana tidak ingin memperbaiki atau mengaspal, meminta segera Hibahkan jalan tersebut kepada Pemerintah Kabupaten Bengkalis, agar ketika sudah dihibahkan nantinya jalan tersebut dapat dikelola memakai APBD Pemerintah Kabupaten Bengkalis, serta meminta kejelasan program pemulihan tanah terkontaminasi minyak di Blok Rokan yang dahulu dikelola oleh PT. Chevron.
Audit dana Recovery sebesar USD 600 Juta atau setara Rp 9,5 Triliun bagian dari transisi pengelolaan Blok Rokan dari Chevron kepada PT. Pertamina Hulu Rokan. Kemudian, bertanggung jawab atas tewasnya dua bocah di wilayah kerja PT. PHR di Dusun Mekar Sari, Rokan Hilir dengan dimana standar keselamatan kerja PT. Pertamina Hulu Rokan ketika dua bocah bisa dengan mudah masuk ke area berbahaya yang berujung maut. (Maling dapat dijaga ketat tapi masyarakat tidak berdosa malah jadi korban) dan menjadi perusahaan yang lebih kooperatif dan memahami kebutuhan serta persoalan masyarakat.
Sementara Hardianto menjelaskan, terhitung dari tahun 2021 hingga 2025 dan hanya baru terealisasi penutupan 25 sumur dari 250 yang tersebar di beberapa wilayah kerja perusahaan.
Karena mengingat tahapan proses pengerjaan ini mesti harus adanya laporan dari masyarakat setempat dan juga harus melalui prosedur yang cukup panjang sehingga melatarbelakangi lambatnya pengerjaan di lapangan olah perusahaan dan kami akan terus melakukan pengoptimalan. Mengenai tuntutan yang lain, akan disampaikan ke manajemen. (Yos)