Dimas, Bujang Dara Kampar Promosikan Wisata Lewat Semangat Budaya dan Cinta Daerah

Sabtu, 26 April 2025 | 12:00:12 WIB
Dimas Alfian Mahendra

KAMPAR,BGNNEWS.CO.ID - Perjalanan Dimas Alfian Mahendra menuju panggung Bujang Dara Kampar 2025 berawal dari rasa kagum. Ia terinspirasi oleh sosok Nafisa Mugni Kenanga, rekannya sesama anggota GenBI yang juga dikenal memiliki kemampuan public speaking yang luar biasa. 

''Lihat Kak Nafisa itu bagus banget cara bicaranya, jadi tertariklah tanya-tanya, akhirnya coba daftar,'' kata Dimas pada BGNNEWS.CO.ID, Sabtu (26/4/2025)

Ajang Bujang Dara Kampar 2025 sendiri memiliki proses seleksi yang cukup panjang dan kompetitif. Pendaftaran dimulai sejak 1 Desember 2024 hingga 25 Januari 2025, kemudian dilanjutkan dengan seleksi berkas, wawancara, penampilan hingga unjuk bakat. Seleksi tersebut akhirnya melahirkan 24 finalis terbaik - terdiri dari 12 bujang dan 12 dara -yang terpilih dari total 87 peserta. Seleksi utama berlangsung pada Sabtu, 22 Februari 2025 di Aula Kantor Bupati Kampar.

Meski mempersiapkan diri secara serba mendadak, Dimas berhasil melewati seluruh tahapan. Setelah pengumuman finalis, rangkaian kegiatan berlanjut dengan pra-karantina pertama pada 8 Maret 2025, lalu pra-karantina kedua pada 12 April, dan masuk masa karantina penuh mulai 17 hingga 20 April 2025. Puncaknya, pada malam grand final yang digelar pada 19 April, Dimas berhasil menyabet gelar sebagai Bujang Dara Persahabatan Kampar 2025.

''Saya ingin jadi pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat Kampar, juga ingin terus belajar agar bisa lebih maju ke depannya,'' tuturnya. 

Dimas menekankan bahwa gelar bujang dara bukan hanya tentang memakai salempang, melainkan menjadi wajah Kabupaten Kampar itu sendiri - sebagai duta pariwisata sekaligus motivator untuk generasi muda.

Tugas Bujang Dara, menurut Dimas, adalah menjadi garda terdepan dalam memperkenalkan keindahan Kampar. Ia berharap bisa menggugah kesadaran masyarakat untuk lebih mencintai daerah sendiri, serta aktif dalam festival budaya dan kegiatan promosi wisata.

Dalam video profilnya, Dimas memilih mengangkat Istana Kesultanan Kampa sebagai objek wisata yang ia perkenalkan. “Banyak yang cuma tahu Kesultanan Siak, padahal di Kampar juga ada Kesultanan Kampa atau dikenal sebagai Istana Sultan Mahmud Syah Akhirul Zaman,” jelasnya. Ia menyoroti filosofi Tigo Tungku Sajoangan sebagai bentuk pemerintahan tradisional khas Kampar yang perlu dikenalkan lebih luas.

Dimas juga menjelaskan bahwa ia tidak sendirian para finalis lainnya pun turut mengangkat potensi wisata tersembunyi di Kampar. Rahayu Anggun Eka, misalnya, memperkenalkan keindahan Air Terjun Sungai Roboh di Desa Siabu yang masih alami namun belum banyak diketahui. Sementara itu, Reinaldo Cristian Sagala membawa wisatawan mengenal Air Terjun Sungai Gagak di Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu -air terjun eksotis yang memerlukan perjalanan panjang dan trekking untuk mencapainya.

Ke depan, Dimas berkomitmen untuk terus aktif dalam berbagai festival budaya dan kegiatan promosi wisata. Ia ingin mengangkat potensi wisata Kampar yang belum banyak terekspos, agar masyarakat Riau menyadari bahwa Kampar memiliki keindahan yang tak kalah dengan daerah tetangga seperti Sumatera Barat atau Sumatera Utara.

“Kampar ini indah, Kampar ini cantik. Gak perlu jauh-jauh untuk berwisata, kita punya semua itu di sini,” pungkasnya. (Ton)

Terkini