Kapan Waktu Tepat Remajakan Kebun Sawit? Ini Penjelasan Pakar Agronomi

Senin, 17 Februari 2025 | 12:10:45 WIB
Pembersihan kebun sawit (foto istimewa)

PEKANBARU, BGNNEWS.CO.ID - Sektor perkebunan kelapa sawit Indonesia terus mencari cara untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan. Salah satu strategi krusial yang dibahas dalam seminar terkini adalah replanting atau peremajaan tanaman kelapa sawit pada waktu yang tepat.

Dalam presentasi yang disampaikan oleh pakar agronomi Arusman Limbong dengan tema "BeMore With SawitPRO", terungkap bahwa banyak petani sawit menghadapi dilema saat memutuskan waktu yang tepat untuk melakukan replanting. 

Beberapa faktor kunci yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan replanting antara lain: produktivitas tanaman yang telah menurun hingga tidak ekonomis, umur tanaman yang telah mencapai 25-30 tahun, kesulitan dalam pemanenan akibat tinggi pohon, harga jual produk Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oildan (PKO) di pasaran, serta serangan jamur Ganoderma. "Masalah utama yang dihadapi petani dalam melakukan replanting adalah mental petani dan kesiapan dana," ungkap Limbong dalam presentasinya, Minggu (16/2/2025).

Sebelum melakukan replanting, ada beberapa persiapan yang harus dilakukan, termasuk penghentian pemupukan secara bertahap, di mana nitrogen dihentikan 2 tahun sebelum replanting, sementara fosfor dan kalium dihentikan 3 tahun sebelum replanting. Perawatan areal yang akan direplanting tetap dilakukan hingga waktu penumbangan, dan pemanenan dilakukan normal hingga rotasi terakhir, dengan panen seluruh buah (slaughter harvesting) dilakukan 2 hari sebelum penumbangan.

Dalam presentasi tersebut, metode "Zero Burning Technique" direkomendasikan karena beberapa keuntungan: ramah lingkungan dan sesuai dengan kebijakan pemerintah, memungkinkan pemanfaatan kembali bahan organik dan nutrisi dalam tanah, serta mempercepat proses dekomposisi batang kelapa sawit.

Proses replanting meliputi 13 tahap sistematis, mulai dari survey dan pembuatan batas blok, pemancangan rumpuk dan kepala, pemancangan titik kosong, pemancangan parit/drainase, pemancangan jalan, penumbangan, pencacahan dan perumpukan, pembuatan parit/drainase dan jalan, pembajakan dan penggaruan, pemancangan titik tanam, pembuatan tapak kuda/teresan, penanaman tanaman penutup tanah (LCC), pembuatan lubang tanam, hingga pengeceran dan penanaman.

Presentasi ini juga mengulas detail teknis seperti ukuran lubang tanam (1,5m x 1,5m x 1,0m untuk area mineral dan gambut), teknik perumpukan, pembuatan teresan, dan penanganan khusus di area gambut. "Ketebalan cacahan batang harus kurang dari 10 cm dan terbagi dua bagian untuk mempercepat proses pembusukan serta mengurangi inokulum ganoderma," jelas Limbong.

SawitPRO sebagai penyelenggara seminar ini terus berkomitmen mendukung petani kelapa sawit dalam meningkatkan produktivitas melalui praktik replanting yang tepat waktu dan sesuai standar.(ade/bgn)

Terkini

DPRD Riau Tagih Janji Pemprov Ajukan KUA PPAS APBD Perubahan

Selasa, 09 September 2025 | 19:23:43 WIB

Sekda : ASN Dituntut Punya Standar Kinerja Tinggi

Selasa, 09 September 2025 | 19:09:07 WIB

Program Rohil Cerdas, Guru MDA dan TPQ Diberi Dana Insentif

Selasa, 09 September 2025 | 16:52:48 WIB