Mahasiswa UIN Suska Riau Diajarkan Kritis dan Etis Terhadap Perubahan

Sabtu, 10 Mei 2025 | 19:02:55 WIB
Peserta workshop foto bersama. (Foto ist)

Pekanbaru, BGNNEWS.CO.ID - Workshop yang bertema Berpikir Kritis, Bergerak Etis, Menguatkan Suara Mahasiswa yang Dinamis yang digelar Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (DEMA FTK)  sukses. Kegiatan ini dilaksanakan di aula FTK lantai 3 Uin Suska Riau, pada Jumat (9/5/2025).

Kegiatan yang digagas oleh Departemen Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa (Advokesma) ini sebagai upaya memperkuat pemahaman mahasiswa akan pentingnya peran mereka dalam menyuarakan aspirasi dan melakukan advokasi secara tepat.

Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh urgensi membangun kembali kesadaran mahasiswa terhadap tugas dan fungsi sosial mereka. Narasumber yang hadir antara lain Dasuki SH, alumni UIN Suska dengan rekam jejak advokasi sejak 2011, serta Raja Pradigjaya Dewactry Ingguna, mantan Gubernur DEMA FTK 2024. Keduanya membagikan wawasan strategis mengenai dasar-dasar advokasi, analisis isu, manajemen aksi, dan pentingnya koalisi mahasiswa.

Workshop ini diharapkan menjadi titik awal pergerakan advokatif yang berkelanjutan di lingkungan FTK dan fakultas lainnya. Dengan semangat kolaboratif seluruh fungsionaris DEMA FTK 2025, terutama Departemen Advokesma dan BPH. Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa tidak hanya belajar, tetapi juga berkontribusi aktif terhadap perubahan.

Workshop ini dihadiri oleh mahasiswa FTK dan menghadirkan narasumber yang memiliki rekam jejak kuat di bidang advokasi mahasiswa. Narasumber pertama, Dasuki, S.H., alumni UIN Suska Riau, memaparkan pentingnya membentuk koalisi mahasiswa yang solid. 

''Advokasi adalah upaya untuk mengubah sesuatu yang tidak adil menjadi adil. Mahasiswa harus paham bagaimana membentuk gerakan yang searah untuk mempengaruhi massa yang lebih besar,'' jelasnya.

Sementara itu, Raja Pradigjaya Dewactry Ingguna, mantan Gubernur DEMA FTK 2024 menekankan, pentingnya analisis isu sebelum melakukan aksi. Ia mengatakan, gerakan mahasiswa tidak bisa asal turun ke lapangan. Diperlukan manajemen aksi yang matang dan analisis mendalam agar advokasi berjalan tepat sasaran.

Ketua pelaksana sekaligus perwakilan Advokesma DEMA FTK 2025 menyampaikan harapannya agar kegiatan ini menjadi titik awal pergerakan advokatif yang berkelanjutan, tidak hanya di lingkungan FTK tetapi juga di fakultas lainnya. Dengan semangat kolaboratif antar fungsionaris, khususnya antara Departemen Advokesma dan Badan Pengurus Harian (BPH), kegiatan ini menjadi wujud nyata kontribusi mahasiswa terhadap perubahan sosial.

''Sebagai mahasiswa, kita adalah bagian dari masyarakat terdidik. Tugas kita bukan hanya belajar, tetapi juga ikut berkontribusi dalam memperjuangkan kesejahteraan,'' ucapnya.

Sebagai mahasiswa kita adalah golongan masyarakat dan golongan berpendidikan, tugas kita bukan cuma belajar tapi juga berani ikut serta dalam kesejahteraan. ''Workshop ini dibuat untuk kembali membuka mata mahasiswa akan pentingnya tugas dan fungsinya, inisiasi yg dilakukan oleh DEMA FTK diharapkan dapat membuka mata kawan-kawan di FTK dan mempengaruhi semangat juang di fakultas lainnya di UIN Suska,'' kata  Amalia Putri pada BGNNEWS.CO.ID, Sabtu (10/5/2025).

Ade Zamsi Fartama, Selaku Kepala Departemen Advokasi Kesejahteraan Mahasiswa memberikan pesan yang melekat terkait peran mahasiswa sebagai agen perubahan ''Mari terus kobarkan semangat advokasi dan jadikan setiap tindakan kita sebagai kontribusi nyata bagi perubahan yang lebih baik. semua dimulai dari hal kecil. Karena koalisi kecil yang searah akan mempengaruhi massa yg besar,'' ungkapnya. (ndi)

Terkini