Mahasiswa UIR Soroti Biaya Pendidikan yang Tinggi

Sabtu, 03 Mei 2025 | 14:55:06 WIB
Muhammad Ramadhani, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. (Foto istimewa)

Pekanbaru,BGNNEWS.CO.ID - Pendidikan di Indonesia kembali menjadi sorotan tajam. Meski telah lama digaungkan sebagai pilar utama pembangunan bangsa, kenyataannya masih banyak masyarakat yang belum mampu mengakses pendidikan secara merata. Pertanyaan pun mengemuka: Pendidikan Indonesia ini sebenarnya untuk siapa?

Menurut Muhammad Ramadhani, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Riau (UIR), pendidikan seharusnya menjadi hak setiap warga negara, bukan hanya hak eksklusif segelintir kalangan. Ia menyoroti kondisi di mana masih banyak anak-anak Indonesia yang terhambat mengakses pendidikan berkualitas akibat biaya yang tinggi, minimnya fasilitas, serta ketimpangan kualitas tenaga pengajar di berbagai daerah.

“Saat ini, pendidikan berkualitas masih lebih mudah diakses oleh kalangan menengah ke atas. Padahal, pendidikan bukan sekadar soal prestasi akademik, tapi bagaimana menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera,” ujar Ramadhani.

Dalam pandangannya, untuk mewujudkan visi Generasi Emas 2045—yakni generasi yang akan membawa Indonesia menjadi negara maju dan berdaulat pada usia ke-100 kemerdekaan—pendidikan perlu diarahkan pada pembentukan karakter, empati, dan kesadaran sosial, selain kecerdasan intelektual.

Ramadhani menekankan bahwa mahasiswa FKIP memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakan perubahan. Mereka diharapkan mampu:

1.Meningkatkan kompetensi pedagogis demi pengelolaan kelas yang efektif.

2.Menumbuhkan empati dan kesadaran sosial dalam proses pembelajaran.

3.Mengembangkan inovasi pendidikan yang relevan dengan perkembangan zaman.

4.Menjadi teladan atau role model bagi siswa dalam hal perilaku dan etika.

''Mahasiswa FKIP harus menjadi agen perubahan. Kita tidak bisa hanya menjadi pengajar biasa, tetapi juga pembentuk karakter dan pemimpin di dunia pendidikan,'' tegasnya.

Ia juga menyerukan kepada pemerintah dan pemangku kepentingan untuk mempercepat perbaikan sistem pendidikan nasional, mulai dari peningkatan kualitas guru, pemerataan fasilitas, hingga membuat pendidikan lebih terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.

''Kalau kita ingin benar-benar mewujudkan Generasi Emas 2045, maka pendidikan harus inklusif, berkualitas, dan dapat diakses oleh semua,'' pungkas Ramadhani.

Dengan komitmen bersama dari seluruh elemen bangsa, harapan akan pendidikan yang adil dan merata bukanlah mimpi. Masa depan Indonesia ada di tangan generasi hari ini—generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter.(Yos)

Terkini